Minggu, 08 Mei 2016

Keluarga, Tempat Untuk Pulang dan Mengawali Segalanya


Keluarga ?
Seperti halnya dikatakan pepatah, “Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya” yang berarti sifat seorang anak tak akan berbeda jauh dari orang tuanya. Begitu dekatnya hubungan kita dengan keluarga sampai kata-kata pun sulit untuk mewakilinya.
Bekas “Teman”, mungkin ada. Bekas “Pacar” pun, mungkin ada. Bahkan bekas “Istri/Suami” pun, mungkin juga ada. Namun tak akan pernah ada yang namanya bekas keluarga. Sebesar apapun masalah antara kita dengan keluarga, tak akan pernah bisa menghapus tali serta hubungan darah yang melekat pada kita dengan keluarga.
Keluarga merupakan aspek pertama yang dapat mempengaruhi pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan. Sejak lahir keluarga adalah tatapan subjek pertama yang dilihat dalam kehidupan suatu individu.

Bersama keluarga seorang anak akan tumbuh dan berkembang, baik fisik maupun psikisnya. Kini telah banyak remaja yang terjerumus dalam hal-hal yang negatif. Tak hanya berujung pada perbuatan yang tidak baik, hal-hal negatif tersebut juga membawa kerusakan mental dan kelamnya masa depan. Maka bagaimana solusinya ? Yaa melalui keluarga lahh hal-hal negatif tersebut dapat dicegah dengan dini.
Peran keluarga adalah hal yang utama untuk membentuk pribadi seorang anak. Pendidikan yang tepat dari keluarga akan menentukan sifat perilaku anak kedepannya. Jadi, bukankah tak dapat dipungkiri bahwa peran aktif dari keluarga dalam pendidikan moral anak adalalah suatu hal yang sangatlah penting.

Memberikan pendidikan sesuai ketepatan usia seorang anak
Tepatnya usia dalam cara mendidik mendukung keberhasilan dalam menyampaikan pesan-pesan moral atau pendidikan kepada anak. Anak yang usianya dibawah 11 tahun mungkin masih dapat dididik dengan cara memarahi dan memberi hukuman. Namun ketika usianya sudah menanjak ke usia remaja awal, pendidikan dengan cara pendekatan lahh adalah yang paling tepat. Memasuki dunia anak sedikit demi sedikit, berusaha mengerti permasalahannya, dan memberikan pengarahan yang baik akan membuat anak semakin nyaman terhadap keluarganya. Sehingga dia akan meyakini bahwasanya keluarga akan selalu ada bersamanya dalam hal apapun.

Menjadi seorang yang disegani bukan ditakuti
Disegani dan ditakuti itu sangatlah berbeda. Jika perasaan segan yang tertanam pada seorang anak, maka perasaan untuk mendengar dan menerima nasihat akan lebih optimal. Mengapa ? Karena disana dipastikan anak akan terus berpikir dan berinstropeksi dirinya, nahh dari sini lahh dia akan tumbuh lebih dewasa dengan bimbingan yang baik.
Sedangkan bilamana perasaan takut yang tertanam, maka dipastikan dipikirannya ialah suatu saat ia akan membalas perbuatan yang dilakukan kepadanya. Jika dirinya telah merasa mampu untuk melawan, maka pemberontakan dari dirinya akan diperoleh dalam waktu dekat.

Menanamkan manajemen waktu yang tepat
Manajemen waktu adalah langkah awal untuk meraih suatu kesuksesan. Bukankah begitu ? Yaa, seperti yang kita ketahui bahwasanya waktu tidaklah kita dapat putar kembali. Sampaikan betapa pentingnya membagi waktu kepadanya, “Kita harus dapat memperdaya waktu semaksimal mungkin, jangan sampai malah kita yang diperdaya oleh waktu tersebut.”
Buatlah dirinya mengerti bahwa dia harus bisa memlih hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya, dan mengurangi hal-hal yang kurang bermanfaat agar waktunya dapat tertata dengan rapi dan memperoleh hasil yang optimal.
Membuatnya untuk belajar hidup mandiri
Kemandirian seseorang akan membuat hidupnya akan terbiasa teratur. Seorang anak yang tidak ditanamkan kemandirian maka sulitlah untuk beradaptasi dengan kehidupan bermasyarakat, karena yang pasti mereka yang tidak memliki kemandirian akan selalu menggantungkan kebutuhannya kepada seseorang. Sedangkan kehidupan bermasyarakat membutuhkan jalan berfikir sendiri untuk mengatur hal-hal yang diperlukan dan akan dilakukan oleh dirinya sendiri.
Mengendepankan nilai moral dan agama sebagai yang utama
Dasar dari perilaku sesorang adalah niat. Niat yang berasal dari kata hati. Maka diperlukan hati yang sehat untuk memperoleh hasil perilaku yang dapat dikatakan baik. Nilai moral dan agama akan selalu dapat memberikan sugesti agar hati dalam keadaan yang jernih. Bilamana moral dan agama tersebut telah dapat teraplikasikan dengan baik, dapat dipastikan bahwasanya perilaku yang negatif akan sulit untuk mempengaruhinya.
Berkualitasnya suatu bangsa dapat selalu tergambarkan dari bagaimana keadaan para generasi mudanya. Generasi muda yang cemerlang, maka cemerlang pula lahh keadaan bangsa tersebut. Begitupun juga sama, generasi muda yang suram, maka suram pula lahh keadaan bangsa tersebut.

Mengutip dari kata Presiden Soekarno “Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Dan beri aku 10 orang pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.” Ini menandakan betapa pentingnya peran generasi muda pada suatu bangsa.
Maka dari siapa lagi kalau bukan dari keluarga lahh akan lahir generasi muda yang berkualitas, peran keluarga adalah yang paling dominan dalam membentuk karakter anak. Dari sini lah dapat disimpulkan bahwa haruslah ada suatu program dimana yang bertujuan untuk memberi kesadaran kepada keluarga di seluruh Indonesia bahwa betapa pentingnya mempunyai semangat mendidik anak dengan kinerja mereka sendiri, agar perkembangan anak dapat terpantau dan terkontrol dengan baik sehingga menghasilkan generasi muda yang berkualitas untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

0 komentar:

Posting Komentar