Kamis, 12 Mei 2016

Sedih Bingung ,Suamiku Menyuruhku Untuk Memilih Mama Atau Aku Keluar dari Rumah, Namun Jawaban Mama Membuatku Menangis Terharu!

Ibu, yaitu sesosok yang berharga buatku. Beliau memeliharaku seorang diri sejak dari aku kecil. Th. ini, tempat tinggal kami yang kecil akan diruntuhk4n untuk di bangun kembali oleh pihak yang berwajib.

Hukum di negara kami mengatakan kalau pemilik rumah bisa pilih untuk memperoleh ganti rugi berbentuk uang atau sebuah tempat tinggal yang ukurannya lebih kecil dari rumah sebelumnya.
Ibu pilih untuk mengambil uang ganti rugi lantaran beliau berkata bila rumah barunya terlalu kecil, rumah itu tidak akan dapat ditempati sesudah aku menikah. Karenanya ibu mengambil uang ganti ruginya serta mengambil keputusan untuk mengeluarkan uang itu sebagai sedikit modal waktu aku serta suamiku nanti membeli sebuah rumah.
 
Pada akhirnya aku berkenalan dengan seseorang pria yang cukup kaya. Di masa awal kami berpacaran, orang-tua dari pacarku ini menganggapku rendah. Mereka selalu berasumsi rendah keluarga kami serta mempersulit pernikahan aku serta suamiku hingga satu hari ibu berkata bahwa beliau dapat menyediakan gaun pesta yang bernilai ratusan juta.

Waktu itu aku terasa ibu cukup cerdas untuk mengambil uang ganti rugi saat rumah lama kami dibongkar. Tetapi suamiku kurang sepakat ibu hidup tinggal dengan kami. Aku lalu menerangkan pada suamiku kalau ibu nanti dapat menolong keluarga kami melindungi anak, memelihara
rumah, serta yang lain waktu kami pergi bekerja. Suamiku juga akhirnya menyepakatinya dengan berat hati.
 
Namun aku tidak pernah mengira bila suamiku pada akhirnya memperl4kukan ibu seperti pembantu. Seringkali dia berlaku kurang aj4r pada ibu. Melihat hal ini, aku marah besar. Berkali­kali aku menegur suamiku untuk berlaku sedikit lebih baik pada ibu, namun ia tak mau mendengar. Pada akhirnya sikap suamiku padaku juga mulai berubah. Cara bicaranya jadi lebih kasar. Sekarang ini, saya telah meng4ndung lebih dari 1 bulan…

Aku tidak ingin anakku sejak dari kecil hidup di keluarga single parent, karena

itu saya tetaplah bertahan akan kekej4m4n suamiku. Namun suamiku tetaplah saja tak sadar bila aku telah bertahan demikian lama serta tetaplah berlaku jahat pada ibu. Pada akhirnya aku berkata, " Biarlah ibu lakukan apa yang dia ingin! Bila tidak aku serta ibu bakal keluar dari rumah ini! "

Demi aku serta anakku, aku pada akhirnya menerangkan kondisiku pada ibu. Saat itu ibu tak berkata apa pun, mengambil sebagian lembar pakaian sambil menangis serta meninggalkan rumah kami. Sesudah ibu pergi, aku terasa begitu sedih serta pada akhirnya disuatu hari, aku membuntuti
ibu dari belakang serta merasakan bila sampai kini ibu bekerja sebagai pembantu dirumah orang lain. Merasakan kenyataan ini, aku terasa mungkin saja kehidupan ibu bakal sedikit lebih baik dibandingkan bila ibu ada dirumah.

Aku menghibur diriku sendiri, namun masih tetap tidak berani menghubungi beliau… 
Pernikahanku ini pada akhirnya tak melindungi ibu serta cuma membuat beliau menanggung derita. Di umur putriku yang ke-2, Saya temukan suamiku membawa wanita lain masuk kedalam rumah serta mengusirku keluar.

Satu­satunya yang dapat kubawa cuma putriku… Aku membawa putriku jalan di atas jalan yang sepi tanpa tahu apa yang perlu kulakukan… Pada akhirnya aku teringat ibu. Namun aku tak berani berjumpa dengan beliau. Aku juga mencari satu hotel untuk berteduh. Satu hari saat aku menggendong putriku keluar dari hotel itu, tiba­tiba aku melihat ibu tengah berdiskusi serius dengan seorang.

Melihatku, mama lari mendapatiku sembari menangis, " Pada akhirnya aku menemukanmu! "
Aku ajukan pertanyaan pada ibu, bagaimana beliau dapat tahu aku bercer4i dengan mantan suamiku serta ibu menjawab, " Kamu ini… Kamu fikir sesudah aku keluar dari rumahmu, aku tidak perduli dengan kehidupanmu? Setiap beberapa hari aku mengambil peluang untuk pergi ke dekat rumahmu untuk lihat keadaanmu, bertanya­tanya pada tetangga akan keadaanmu, khawatir kamu kenapa­ kenapa.

Sudah jangan nangis lagi! Aku bakal membantumu melindungi cucuku ini. " Aku menangis tanpa sanggup berkata ­kata, mem3luk ibu serta putri kecilku. Nantinya dalam kondisi apa pun, kami tidak akan pernah terpisahkan lagi!

0 komentar:

Posting Komentar