Sabtu, 14 Mei 2016

Malam di Jogyakarta Ditemani Hangatnya Kopi Jos

         Malam semakin larut tapi sebuah jalan kecil di utara stasiun kereta api Tugu Jogyakarta ramai dipenuhi oleh muda-mudi yang asik melahap hidangan yang tersaji di sebuah piring plastik kecil dan sesekali menyeruput gelas kopi yang berasap. Menggobrol sampai larut malam dengan ditemani kopi dan makanan ringan seperti gorengan merupakan merupakan hal yang lumrah di Indonesia termasuk di Yogyakarta.
         Sebagai negara penghasil kopi, Indonesia memiliki beragam jenis kopi dengan cita rasanya yang khas dan juga memiliki beragam cara penyajiannya. Di Jogyakarta yang paling populer adalah kopi jos. Kopi jos ini pada dasarnya adalah kopi hitam yang dicampurkan dengan arang. Seorang pria yang dikenal secara sebagai Pak Man mulai membuat kopi joss pada tahun 1960. Seperti kebanyakan pembuatan kopi pada umumnya, proses pembuatan kopi dimulai dengan memasukkan kopi bubuk dan gula. Air panas ditambahkan dari ketel kemudian diikuti dengan sebuah arang yang masih membara. Cara penyajianya yang unik membuat orang penasaran dan berbondong-bondong datang untuk mencicipinya.
        Selain memberi sensai yang unik saat minum kopi. Arang dianggap membantu menetralkan asam lambung dan sebagai obat sakit perut karena gas dan juga kembung. Tentu saja obat untuk penyakit tersebut mudah dijumpai di toko-toko obat tapi dengan meminum kopi jos tampaknya merupakan cara yang jauh lebih menyenangkan sebagai obat untuk masalah pencernaan. Sambil menikmati kopi yang nikmat, masalah pencernaan pun dapat diatasi.
           Kopi jos ini sudah terkenal dimana-mana. Setiap wisatawan khusunya yang menyukai kopi dan sedang bertandang ke Jogyakarta, akan mampir ke sebuah angkringan yang sangat jadul yang terletak di Jalan Mangkubumi, dekat pintu keluar Stasiun Tugu untuk merasakan sensasinya. Jalan Wongsodirjan sudah ramai sejak sore. Para pekerja kantoran sering mampir setelah bekerja untuk menikmati camilan dari tempe goreng, lumpia dan nasi kucing atau nasi berlaukan tempe atau teri yang dikemas dalam kertas koran. Sedangkan para muda-mudi datang di malam hari untuk saling bercengkrama, mengobrol dengan pasangan atau dengan teman-teman mereka. Jika Anda sedang berlibur di Jogyakarta luangkan waktu Anda untuk menikmati kopi jos ditemani nasi kucing dan makanan khas desa lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar