Akuntansi merupakan salah satu bidang ilmu yang kini semakin berkembang di dunia. Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin meroket, arus globalisasi yang semakin deras, dan tiupan persaingan global yang semakin kencang, akuntansi tetap bergerak secara linear mengikuti perkembangan tersebut. Ia bahkan tak pernah terdepresiasi oleh waktu. Ia tetap mengepakkan sayapnya di atas langit yang cerah tanpa sedikitpun tergoyahkan oleh tiupan angin, meskipun terkadang tiupan tornado melanda. Akuntansi memang luar biasa.
“Hai orang-orang akuntansi, bersyukurlah kalian kepada tuhan yang maha kuasa, karena telah menempatkan kalian pada jurusan akuntansi. Yang di mana kursi yang kalian sedang dan pernah kalian duduki merupakan kursi yang menjadi sumber keributan dan peperangan di luar sana. Mereka berperang demi untuk mendapatkan kursi akuntansi. So buat kalian yang sarjana akuntansi, atau yang saat ini sedang menempuh kuliah di jurusan akuntansi, I say, congratulation”
Buat kalian yang non-akuntansi, mohon jangan tutup mata dan hati kalian. Bukannya sombong, namun terdapat beberapa pelajaran hidup yang dapat kita petik dari ilmu akuntansi. Siapapun kalian, kalian berhak untuk mempelajari arti dari kehidupan yang terdapat dalam ilmu akuntansi.
1. Depresiasi/penyusutan
Dalam ilmu akuntansi, depresiasi biasanya disebut juga dengan penyusutan. Penyusutan secara sederhana maksudnya adalah umur dari suatu aset atau barang yang kita miliki akan berkurang seiring dengan bertambahnya umur aset. Dalam akuntansi, setiap aset tetap perlu untuk didepresiasi, karena kemampuan aset seiring dengan perjalanan waktu tidak selamanya akan menghasilkan output yang sama, melainkan akan terus menurun. Dan hingga akhirnya akan digantikan dengan aset yang baru.
Oleh karena itu, akuntansi telah berwanti-wanti sebelumnya untuk melakukan deperesiasi. Hal yang dapat kita tarik dari pernyataan tersebut adalah bahwa usia manusia dari hari ke hari semakin bertambah. Umur yang sudah dijatahkan kepada masing-masing manusia semakin menyusut setiap hari, dan tentunya semakin mendekati ajal.
Sama seperti aset, ia pun juga akan digantikan dengan generasi yang baru. Oleh karena itu, sesuai dengan konsep akuntansi, di mana semakin bertambah usianya aset, kemampuannya akan semakin menurun, oleh karena itu selagi usia kita masih muda, dan kemampuan kita dalam menghasilkan output masih besar, sudah seharusnya kita benar-benar serius dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita sendiri, orang lain, dan tentunya untuk bangsa kita sendiri.
Sebelum usia kita belum habis terdepresiasi, kita masih punya kesempatan itu.
2. Going concern
Dalam akuntansi, perusahaan diasumsikan akan tetap berdiri selamanya. Dalam hal ini, perusahaan bersifat berkelanjutan. Going concern dalam akuntansi mengajarkan kita tentang optimisme. Bahwa dalam menjalakan suatu pekerjaan, sudah seharusnya kita bersungguh-sungguh, bahkan ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa bekerjalah kamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya.
Oleh karena itu, dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa ilmu akuntansi mengajarkan kita untuk teatap menatap kedepan dan melihat masa depan penuh dengan sikap optimis.
3. Balance
Kata ini simple, tapi terkadang sering menjadi kata yang dinanti-nanti oleh anak akuntansi pada saat mengerjakan tugas membuat laporan kuangan berupa neraca. Terlebih di saat mengerjakan soal ujian yang meminta mahasiswa untuk membuat laporan keuangan.
Pada saat itu, kata balance merupakan doa yang sering dipanjatkan oleh anak akuntansi. Karena jika neraca yang dibuat tidak balance maka hasil ujianpun akan berubah menjadi neraka. Balance berarti seimbang, di mana dalam akuntansi artinya adalah saldo aktiva sama dengan saldo pasiva.
Simplenya, saldo yang dibiayai dengan yang membiayai harus sama. Tidak boleh timpang tindih atau tidak seimbang. Jika tidak seimbang, maka akan muncul berbagai macam pertanyaan. Dari sini, hal yang dapat kita tiru adalah bahwa hidup ini juga harus balance. Kita tak dapat semata-mata memperhatikan kepentingan duniawi kita semata, melainkan kepentingan akhiratpun harus dipersipakan dengan matang.
Kecantikan wajah saja tidak cukup, namun perlu juga diimabangi dengan kecantikan hati. Pintar akuntansi saja tidak cukup, namun perlu juga kita memahami ilmu agama. Pintar dalam kelas saja tidak cukup, organisasipun perlu untuk kita coba, agar kuliah ini terasa seimbang. Ibarat berjalan diatas tali, jika kiri dan kanan tidak seimbang maka jatuhlah kita kedalam jurang. Begitu pula dalam kehidupan ini.
4. Laba rugi
Dalam ilmu akuntansi, laba terjadi apabila Pendapatan lebih besar dari pada beban yang dikeluarkan. Sedangkan rugi terjadi apabila beban lebih besar dari pada pendapatan yang kita terima. Hal ini sama dengan kehidupan kita. Hidup kita akan mendapat keuntungan apabila amal perubuatan baik kita lebih besar daripada amal buruk kita, maka labalah kelak yang akan kita dapatkan di hari akhir. Akan berlaku sebaliknya.
Oleh karena itu, sebelum jurnal kehidupan kita dilaporkan dalam bentuk laporan kehidupan oleh malaikat kepada Sang Pencipta, kita masih punya kesempatan untuk menghasilkan laba berupa pahala sebesar-besarnya. Yuks…. Rajin-rajin beramal, jangan mau kalah dengan perusahaan sebelah.
5. Konsistensi
Konsisten dalam ilmu akuntansi berarti perusahaan benar-benar yakin dan konsisten dalam menerapkan peraturan main. Simplenya perusahaan tidak plin-plan dalam menerapkan sistem dan aturan dalam perusahaan. Sebagai contoh, jika perusahaan sudah berkomitmen untuk melakukan metode penyusutuan menggunakan metode garis lurus, maka hendaknya ia tetap konsisten menerapkannya.(buat yang non akuntansi, kalian nyimak aja ya… hehehehe ntar paham kok).
Nah di dalam kehidupan ini juga sama, kita juga harus mampu untuk bertindak secara konsisten. Tidak mudah goyah dalam berbagai hal. Ketika kalian punya pasangan, setialah pada pasangan kalian. Jika ingin menjadi auditor, konsistenlah pada kuliah kalian untuk tetap bisa mencapainya.
Jangan sampai semester satu ingin jadi pegawai bank, masuk semester 3 berubah ingin jadi dosen, otak kecantol tembok dikit langsung berubah pikiran ingin jadi dokter (jiahh….. luar biyasa….). Sinar matahari akan mampu membakar kertas, apabila sinarnya tetap difokuskan dengan kertas tersebut. Batu besar yang keras dan kuatpun dapat berlubang dan hancur karena air terjun tetap fokus menghantamnya. Begitu juga dengan arah tujuan hidup, jika kita fokus menggapainya, maka akan semakin cepat ia terealisasi.
6. Konservatisme
Konservatisme berasalah dari dua suku kata, yaitu Konser dan Vatisme. Konser berarti menonton konser, sedangkan vatisme merupakan band asal australia. Berarti konservatisme adalah Menonton konser band australia. Haahahaha….. Bercanda gaes…. Jangan serius amat ah… Slow deh…
Ini serius ya gaes… Konservatisme dalam akuntansi seperti ini. Ketika perusahaan memprediksikan dimasa yang akan datang akan mendapat kerugian, maka perusahaan wajib untuk mengkuinya melalui pembuatan cadangan kerugian. Sedangkan apabila di masa yang akan datang perusahaan memprediksi akan mendapat keuntungan, perusahaan tidak boleh melakukan pencatatan atau pencadangan.
Maksud akuntansi melakukan ini adalah sebagai bentuk penjagaan, atau konsep kehati-hatian dari masa depan yang dipenuhi dengan segala macam bentuk ketidak pastian. Hal yang dapat kita petik adalah bahwa di dalam proses mencapai suatu tujuan, kita seharusnya tidak sekedar fokus dalam satu misi saja. Melainkan harus melakukan pencadangan misi.
Ketika misi yang satu gagal, makan kita tidak akan stuck dalam keterpurukan, melainkan kita akan langsung move on dengan misi yang kedua. Dengan demikian, kita akan semakin dekat dalam menggapi tujuan kita.
7. Objective
Dalam akuntasi, setiap transaksi yang dicatat harus sesuai dengan bukti transaksi yang ada. Sehingga sorang akuntan dituntut untuk senantiasa jujur dalam melakukan pencatatan. Dari case ini, secara tidak langsung akuntansi telah mengajarkan kepada kita untuk tetap berlaku jujur.
Inget ya gaes… Satu kali kita menghinati orang lain, maka akan sulit untuk mendapatkan kepercayaannya kembali. Meskipun luka hati sudah kau tutupi dengan menjahitnya, namun bekas jahitannya tidak akan hilang. So… tetap menjaga kepercayaan orang lain dan tetap bersikap jujur ya.
8. Disclosure
Pengungkapan merupakan cara akuntansi untuk mengkomunikasi hasil pencatatanya kepada para pemegang kepentingan melalui media laporan keuangan. Dalam hal ini, segala infomasi yang dicatati oleh akuntansi akan diungkapkan secara penuh tanpa menghilangkan hal-hal penting yang nantinya dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
Segala macam temuan yang ditemukan oleh akutansi harus dungkapkan tanpa pandang bulu, agar pengguna informasi tidak salah dalam membuat decision.
Kawan… begitu juga dengan diri kita. Jika memang kita menemukan A, maka katakanlah bahwa kita memang menemukan A, bukan malah mengatakan menemukan B. Ini memangsimple, tapi futher impicationnya benar-benar besar.
9. Double entry
Dalam akuntasi kita mengenal Debit dan Kredit. Ini adalah icon dari orang akuntansi yang tidak dimiliki oleh jurusan dan fakultas lain. (sekali lagi mohon jangan iri….). Banyak yang bilang kalau akuntansi itu sekedar debit dan kredit. Tapi saya rasa akuntansi bukan hanya sekedar debit dan kredit. But we are more than that.
Debit dan kredit memang simbol dalam akuntansi, meskipun hanya sebatas simbol, namun makna di baliknya sangat besar, bahkan bisa menggemparkan dunia. Dunia krisis kalau kalian meremehkannya. Konsep dari double entry adalah setiap transaksi dicatat secara berpasangan, ada kiri dan kanan. Pelajaran yang dapat kita petik adalah, bahwa akuntansi saja sudah berpasangan, masak kalian belum juga punya pasangan? Hahahaha….. Sama gue juga belum punya pasangan hidup. Hidup gue malah kayak uji nyali, sendiri terus… Ngenes…. Haaahaha…
10. Audit
Yang terahir adalah auditing. Akuntansi dan audit itu berbeda. Simplenya kalau akuntansi membuat laporan keuangan sedangkan audit memeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. Setiap perusahaan nantinya akan diperiksa oleh auditor, untuk menentukan kewajaran dari laporan keuangannya. Dan nantinya ini akan dipertanggung jawabkan kepada pemilik saham.
Oleh karena itu, agar bisa mendapatkan laporan audit yang memuaskan, perusahaan harus benar-benar bekerja optimal agar hasil laporan audit benar-benar bagus. Nah konsep ini sama halnya dengan kehidupan kita. Kelak catatan kehidupan kita akan di audit oleh sang malaikat dan akan dilaporkan kepada Yang Maha Kuasa. Hasil audit juga akan menentukan nasib kita, masuk surga atau neraka (gilee… bahasa gue kok ngeri ya…. Hehehe).
Nah simplenya, apabila kita menginginkan laporan audit kehidupan kita bagus atau wajar tanpa pengecualian, maka perbanyaklah beribadah kepada Yang Maha Kuasa. Namun jika sebaliknya, maka bisa-bisa laporan audit kita adalah Tidak wajar. Atau bahkan Disclaimer atauadverse. Gile… oleh karena itu, akuntansi sudah benar-benar menyarankan kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, agar kelak kehidupan kita selamat di dunia dan akhirat.
Bagaimana? Semoga apa yang diajarkan oleh ilmu akuntansi benar-benar dapat kita resapi dengan baik. Buat kita yang orang akuntansi, sudah memang seharusnya menyadari itu semua dan mulai berbenah diri. Setiap hari kita berhadapan dengannya, tentunya seharusnya kita sudah kebal dalam menjalani cobaan hidup dan tidak menjalani hidup dengan apa adanya.
Masih banyak hal yang spesial dari dalam diri kita masing-masing yang perlu kita gali lagi. Inget, setiap hal yang ada di sekitar kita sebenarnya adalah guru, karena apapun yang di sekitar kita dapat mengajari kita arti dari kehidupan ini asalkan kita bisa manyadarinya.
Selamat belajar kawan….
Bagus artikelnya... Terimkasih...
BalasHapus