The saddest people smile the brightest…
Kadang, potongan kata bijak di atas sedikit mewakili perasaan yang dialami orang saat bersedih. Memang, dari jauh orang yang sedang bersedih memiliki aura gloomy yang lebih menonjol. Apalagi, ketika kamu adalah tipikal orang yang mudah ditebak ekspresinya.
Berbeda cerita bila berhadapan dengan orang yang selama ini terlihat selalu ceria. Bukannya dia tak pernah merasakan kesedihan sama sekali, hanya saja pandai menutupinya. Orang-orang seperti itu lebih memilih selalu menebarkan senyum termanis, atau bahkan menceritakan humor-humor yang mengibur hati. Tapi, di lubuk hati yang terdalam siapa yang tahu. Palsu? Bukan, jangan pakai kata itu untuk mengartikannya. Mereka hanya ingin orang lain turut merasakan kesedihan.
Setiap orang pasti punya masalah, entah ringan atau berat. Tapi kamu memilih untuk disimpan dalam batin.
Tidak akan ada manusia yang hidup di dunia yang keras ini tanpa mencicipi yang namanya masalah. Bahkan, balita pun akan mengalami masalah dan struggle untuk belajar bicara, jalan, atau berlari. Semakin bertambahnya usia, kadar masalah yang akan dihadapi pun lambat laun menjadi semakin berat.
Ternyata kamu menemukan sebuah bakat terpendam yang membawa kebaikan untukmu saat ini. Memendam dalam batin saja. Hanya kamu yang tahu dan tembok-tembok kamarmu sebagai saksinya. Menceritakan pada orang lain akan memberi dampak nantinya, kamu pun tak ingin itu terjadi.
Seberapa kuat untuk bertahan dan menemukan jalan keluar adalah yang ingin selalu kamu lakukan. Dan diri sendirilah yang dapat mengukur.
Tak ada yang bisa kamu lakukan saat mendapat masalah selain mencari jalan keluar. Adalah solusi terbaik yang membutuhkan banyak tenaga untuk berpikir dan berusaha menyelesaikan perkara itu. Tanpa sadar, kamu pun ingin tahu tentang seberapa kuat kamu bertahan dan proses problem solvingmu ini. Karena diri sendiri adalah yang paling tahu tentang dirimu. Pelajaran yang kamu dapat pun akan memberi keuntungan di masa yang akan datang.
Membuat orang-orang terdekat jadi khawatir tak ada dalam kamus hidupmu. Itulah mengapa menyembunyikan masalah jadi solusi terbaik.
Kesedihan yang dirasakan oleh diri sendiri itu bukanlan untuk dibagikan bebannya pada orang lain. Kamu pun berpikiran bahwa hal itu tidak adil. Kamu menyembunyikan rasa sedih itu sendirian. Berbagi cerita dengan orang terdekatmu memang akan terasa lebih melegakan, tapi mereka pun akan menjadi ikut khawatir. Membuat mereka terbawa kesedihan itu nggak ada dalam kamus hidupmu.
Saat ingin meluapkan kesedihan dalam tangisan, kamu harus pandai-pandai menahan air mata agar tidak pecah selain di kamarmu.
Saat masalah yang kamu hadapi sudah membuatmu menyerah dan lelah, kadang pelampiasan terakhirnya adalah dengan menangis. Kamu sudah menyerah, kamu sudah tidak mampu mengakhiri permasalahan ini. Tapi, kamu nggak bisa meneteskan air mata di sembarang tempat. Paling tidak, kamu berada di kamarmu atau di bawah hujan, saat air mata tak bisa dibedakan dengan air hujan. Tidak ingin ada yang melihatmu bersedih adalah tujuannya.
Dengan tertawa, kesedihan yang dirasa pun seperti menguap dan hati jadi ringan begitu saja.
Dirundung rasa sedih memang tidak menyenangkan. Untuk menggerakkan ujung bibir untuk tersenyum pun sulit. Tapi, saat kamu bisa mendapatkan momen untuk tertawa lepas bersama sahabatmu, beban yang kamu rasa pun tiba-tiba seperti menguap. Seperti hilang begitu saja, terasa ringan dan senyum 5 jari akhirnya bisa merekah dari bibirmu.
Kamu pun berusaha sebisa mungkin untuk membuat orang di sekitarmu tertawa. Karena kamu khatam merasakan dibalut kesedihan.
Dari tawa yang lepas itu pun kamu belajar bahwa obat untuk mengurangi rasa sedih di hati adalah dengan tertawa. Rasanya dibuat sedih itu memang tidak enak, kamu ingin orang-orang di sekitarmu bisa selalu ceria dan lupa akan masalahnya. Sebisa mungkin kamu pun berbagi keceriaan dengan melontarkan humor-humor receh yang mengundang tawa.
Almarhum Robin Williams, aktor yang selalu dermawan dalam berbagi senyuman, pun menyimpan laranya sendiri.
Berita duka yang datang dari meninggalnya aktor ternama Hollywood Robin Williams pada akhir tahun 2014 lalu. Sebuah hikmah dan pelajaran bisa kita petik dari sekelumit cerita hidup aktor yang cukup sepuh ini. Melihatnya selalu membuat penonton terhibur dengan aksi kocak di layar lebar bukanlah sebuah jaminan kalau dia pun ikut bahagia di kehidupan nyata. Banyak hal yang memenuhi pikirannya hingga akhirnya depresi menuntunnya untuk mengakhiri hidup. Karena yang memiliki tawa paling lepas adalah dia yang ternyata diam-diam menyimpan kesedihan.
Bukannya terlihat palsu, tapi membuatmu terlihat baik-baik saja akan terasa lebih melegakan. Mungkin, kamu memang pandai menutupi kesedihan.
Akan selalu ada yang akan melontarkan komentar pedas seperti…
Palsu.
Kamu tidak ingin kata itu melekat padamu. Sesungguhnya, kamu nggak ingin memanipulasi keadaan, tapi pada akhirnya ini akan membawa kebaikan. Seandainya orang lain menjadi kamu, apa kamu tega membuat orang terdekatmu ikut bersedih? Bila seperti itu, akan sama jadinya menjadi egois. Kamu cuma ingin menutupi kesedihanmu. Karena tak lama, masalahmu pasti akan menemukan jalan keluar. Hidup tidak selamanya dibuat sedih dan murung bukan?
Menyimpan kesedihan memang boleh kamu lakukan. Dari hal tidak menyenangkan ini, kamu banyak belajar untuk sebisa mungkin membawa keceriaan dan kebahagiaan sekitarmu. Mengembangkan diri untuk lebih baik ke depannya pun adalah buah yang akan kamu petik untuk kebaikanmu nantinya.
0 komentar:
Posting Komentar