Dia akan bertanya apa yang paling bisa membuatmu tertawa. Apakah lagu yang sering kamu dengarkan dalam perjalanan pulang, makan sate sampai kenyang, atau denganrandompergi karaoke sendirian sampai suara serak.
Saat orang lain berkernyit mendengar jawabanmu soal karaoke sendirian, dia malah tertawa dan memintamu menceritakan semuanya. Tidak ada yang aneh di matanya. Keabsurdanmu dihadapi dengan biasa saja.
Sebelum dia kamu tidak pernah tahu apa yang tepat dan apa yang tidak. Alasan kenapa kalian bisa bersama tidak pernah sedikitpun ditanya. Tapi sekarang kamu tahu kenapa. Barangkali karena memang dia orangnya.
Orang ini membuatmu merasa diterima sebagai manusia. Lebih tepat lagi, kamu merasa dia mau mengenalmu seutuhnya
Bisa diterima apa adanya jelas sebuah keberuntungan. Tapi menemukan orang yang mau berusaha mengenalmu lebih dalam adalah keberuntungan besar. Untuk ini kamu masih terus mengajukan syukur tiap hari. Orang ini mendampingi. Tak hanya membuatmu jatuh hati.
Orang lain berhenti setelah mereka hapal apa kebiasaanmu setelah bangun pagi, apa yang kamu beli jika tidak sempat keluar makan di siang hari, mereka merasa mengenalmu saat sudah sering menyesap harum khas dari balik telingamu. Tempat andalanmu menyemprotkan parfum memang di situ.
Kebalikan dari semua, orang ini tetap rajin bertanya. Selepas dia menghapal kebiasaanmu di luar kepala perjuangannya tak berhenti sampai di situ saja. Dia memandangmu sebagai buku best seller yang tak pernah selesai dibaca.
Bersamanya semua terasa seperti perayaan. Dia ini seperti cheongsam yang menyempurnakan Imlekmu. Seperti angpau yang membuatmu rela menunggu
Jelas hubungan kalian jauh dari kata sempurna. Sesekali kalian bisa berseberangan pendapat sampai enggan bicara. Namun bersamanya setiap hari terasa seperti perayaan saja. Ada denting gelas seperti 2flute champaignyang bertemu sebagai pertanda bersulang. Ada rasa senang, juga tenang.
Dicintai oleh orang yang tepat membuatmu merasa genap. Lengkap. Seperti dress cheongsam yang menyempurnakan perayaan Imlekmu. Seperti angpau yang selalu kamu tunggu.
Di sampingnya selalu ada perasaan menyenangkan. Seperti saat kamu kegirangan menemukan amplop angpau dan kue keranjang murah dari Bukalapak. Tepat saat kamu tak punya banyak waktu untuk pergi belanja.
Kadang kamu bertanya kebaikan apa yang pernah kamu lakukan. Hingga dipertemukan dengan dia yang menyelamatkan.
Di sampingnya keriaan selalu ada. Layaknya Imlek yang kamu nantikan kehadirannya — kalian tak pernah merasa bosan bersama
Bahkan warna matanya sudah kamu hapal di luar kepala. Suara semi baritonnya yang halus juga bisa kamu kenali bahkan saat 500 meter jaraknya.
Namun anehnya sampai hari ini rasa bosan itu tak juga kunjung tiba.
Selepas hari yag panjang pertemuan dengannya selalu kamu nantikan. Sederhana saja alasannya. Bertemu dengannya menawarkan perasaan penuh harap. Seperti momen Imlek yang selalu kamu tunggu tiap tahunnya, saat di mana harapan atas tahun yang baru dan keberkahan yang anyar diunjukkan ke udara. Seperti itulah kamu selalu mengharapkannya.
“Jangan pergi lama-lama buat belanja kebutuhan Imlek. Belanja di Bukalapak aja, biar kita tetap bisa ngobrol sambil beli bingkisan buat keluarga. Toh kebutuhan Imlek di Bukalapak udah lengkap semua”
Permintaansillyitumembuatmu ingin mengacak rambut di kepalanya. Tapi kamu menurutinya juga. Sebab memang rasanya waktu tak pernah cukup saat kalian bersama.
Diam-diam kamu meminta semoga berhenti di dia saja. Sudah. Sesekali memohon jelas pada Tuhan tak ada salahnya ‘kan?
Jelas kamu mengamini bahwa Tuhan tahu yang terbaik. Bahkan doa pun seharusnya tak mengarahkanNya. Sebab Dia selalu tahu yang lebih baik bagi cecunguk-cecunguk macam kita.
Baru kali ini doamu jelas tujuannya. Bahkan kamu tak keberatan menyebut nama. Jika memang boleh, mati-matian kau rayu Tuhan semoga memang dengan dia saja. Tak perlu lagi ada yang lainnya.
Seseorang yang memang tepat tak akan sekadar mencintaimu. Dia mengenalmu, berubah jadi sahabatmu, menemani langkah dengan ringan hingga kamu terbiasa dia ada di situ.
0 komentar:
Posting Komentar