Beberapa orang mengernyitkan dahi. Mereka tahu ada yang salah dalam ikatan ini. Kamu tidak tampak lepas dan bahagia seperti biasa. Seperti dementor yang menyedot rasa bahagia, hubungan yang satu ini benar-benar menghabisimu. Baik di dalam otak — maupun dalam dada.
Herannya, kamu tetap saja keras kepala. Memilih bertahan meski ikatan ini sudah membuatmu babak belur penuh luka. Bagi kebanyakan orang tindakanmu ini jelas tidak rasional. Sama sekali tidak masuk akal. Memang, tidak semua hal bisa dijelaskan. Tapi barangkali karena inilah kamu bertahan…
Ikatan ini memberimu kepastian ke mana harus pergi. Meski sakit, kamu tahu apa yang harus dituju di akhir hari
Tidak banyak orang yang paham bahwa kamu bertahan bukan hanya karena cinta. Tapi sesederhana sebab ikatan ini mampu memberimu rasa tahu harus pulang ke mana.
Sudah terlalu lama kamu berjalan tanpa tujuan yang pasti. Hidup hanya dijalani, mimpi dan target-target jadi satu-satuny alasan kamu berlari. Kemudian rasanya berbeda setelah ada orang ini. Ada perasaan tenang saat ada seseorang yang bisa dibahagiakan. Semua usahamu sekarang jadi lebih punya alasan.
Kamu percaya kalau cinta sepaket dengan rasa sakit hati. Padahal cinta yang baik seharusnya menghalau nyeri pergi
Ikatan ini sering membuatmu bergelung dan memeluk kaki sendiri. Jelas, orang ini kamu cintai. Tapi dia juga jadi sumber semua sakit hati. Dia adalah orang yang memelukmu saat sedang lelah-lelahnya. Namun dia juga orang yang sama yang mengkritik dan menghabisi harga dirimu sebagai manusa.
Selanjutnya, kamu jadi percaya bahwa rasa sakit adalah bagian yang terintegrasi dari cinta. Bahwa memang seharusnya nyeri ini ada — karena kalian saling jatuh cinta. Keputusanmu untuk bertahan sekian lama memang datang karena pemakluman. Kamu lupa, kalau cinta yang baik seharusnya tidak menyakiti. Tapi menyembuhkan.
Rasa nyaman membuatmu rela bertahan. Walau jelas dia tidak menawarkan masa depan
Bagi orang yang berada di luar hubungan, keputusanmu untuk tidak angkat kaki sebenarnya sulit dipahami. Bukan cuma sekali mereka mendatangimu lalu bertanya,
“Sebenarnya kamu memperjuangkan apa?”
Saat mendapat pertanyaan macam ini kamu menggeleng dan tertawa — tipis sekali. Barangkali kamu hanya bertahan karenan memang sudah terlalu nyaman. Rasa nyaman ini membuatmu lupa bahwa yang paling penting dalam setiap hubungan adalah apakah hubungan ini memang punya masa depan.
Ikatan ini seakan jadi jaring yang menyokong hidup. Kehilangan dia, rasanya hidup seperti meredup
Lama bersama membuat hidup kalian saling terkait lekat seperti jaring laba-laba. Keberadaannya jadi sokongan kuat yang membuatmu terus berjalan setiap harinya. Kalian punya teman-teman yang sama, hubungan dekat yang membuat hidup kalian terhubung begitu saja. Bahkan keluargamu perlahan jadi keluarganya. Pun sebaliknya.
Sebab itu kehilangan dia rasanya sulit sekali dihadapi. Jika mengakhiri hubungan ini bisa-bisa kawan dan semua relasi bisa pergi. Sebab itu, bertahan lebih masuk akal untuk dijalani.
Kamu terlalu biasa menemukan bahunya. Merengkuh pinggangnya saat ingin mengalihkan diri dari dunia yang makin bejat rasanya
Keterkaitan fisik juga jadi alasan kenapa kamu masih bertahan sampai hari ini. Bersandar di bahu atau rengkuhmu di pinggangnya membuatmu lebih waras jadi manusia. Mendekapnya lama menciptakan rasa tenang yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Kamu hanya takut jika hubungan ini berhenti, tidak pernah ada yang bisa memahami setiap gerakanmu sesederhana orang ini.
Sampai hari ini kamu berdoa agar Tuhan memberi kalian masa depan berdua. Sementara Dia tak memisahkan kalian agar kamu makin peka jadi manusia
Dalam malam-malam panjang diam-diam kamu memanjatkan doa agar kalian diberi kesempatan membangun masa depan bersama. Sebab sudah terlalu banyak yang diinvestasikan dalam ikatan yang sudah membuatmu babak belur sebagai manusia. Katamu, “Tuhan tolong jangan biarkan semua sia-sia.”
Ketika hubungan ini terus bertahan, kamu merasa tuhan mengijinkan. Hubungan ini diamini semesta dan keadaan. Padahal di atas sana Tuhan sedang tersenyum, sampai mataNya terlihat sedikit mengecil. Sebenarnya dia hanya sedang ingin melatih hatimu yang masih kerdil. Semoga kamu bisa merasakan, bahwa ikatan ini hanya akan membuat mimpimu kian mengecil.
Untukmu yang sedang bertahan dalam ikatan yang tidak membawa kebaikan, semoga beberapa alasan ini bisa jadi pengingat yang melegakan. Sebab kadang kita sudah tahu apa yang harus dilakukan — namun butuh orang lain untuk menyampaikan
0 komentar:
Posting Komentar