Minggu, 30 Oktober 2016

Aku yang Rapuh dan Bersembunyi di Balik Kebahagiaan Palsu


Aku menjadi orang yang bodoh mencintaimu tanpa balasan. Aku tetap berusaha untuk selalu ada untuk kamu. Padahal kamu tidak pernah mencoba buat membuka hati kamu untuk aku sampai detik ini. Tapi kamu mempertahankan aku disaat aku sudah mulai jerah, lagi dan lagi aku masih berdiri di samping kamu. Kamu tak pernah biarkan aku pergi tetapi kamu tak bisa memiliki aku. Sampai kapan kamu seperti ini? Aku butuh kepastian sebenarnya.
Aku juga terlanjur tidak bisa pergi dari kamu karena kau tidak mau kamu sendiri di sini. Aku tahu kamu masi mengingkan dia kembali di pelukan kamu itu, tapi tidak mungkin. Dia sudah merelakan kamu untuk mencintai orang lain yaitu aku.
Aku rapuh tapi aku pura pura bahagia. Aku tak sanggup sebenarnya untuk mencintaimu lebih lama lagi. Tapi aku tak bisa pergi dari kamu sangat sulit untuk melakukan itu. Entah apa yang ada dipikiranku tapi aku yakin dia pasti sadar  kalau ada aku di sini, masih berharap dengan kamu.
Aku ingin kamu buka sedikit hati kamu untuk aku.
Kamu pernah bilang akan lebih baik bila aku sama kamu, tapi maaf aku belum bisa membuka hati aku untuk kamu.
Kenapa itu kau ucapkan itu sehingga aku yakin suatu saat hati kamu terbuka untuk aku. Seperti pertemuan kita yang dua bulan lalu yang yang sudah lama kita tak berjumpa tidak ada dipikiran aku tapi kamu hadir lagi. Kita tak pernah tahu kan kalau kita bertemu aku yakin Tuhan pasti sudah membuat alurnya. Tapi dengan cara seperti ini ada rasa sakit hati, dilema, Tuhan menguji jalannya cinta kita.
Begitu besarnya aku yakin sama kamu. Kamu akan berlabuh ke hati aku aku mohon buka hati kamu sedikit untuk mempercayai kalau aku bisa buat kamu bahagia.

Untuk melupakan kamu sekarang akupun belum bisa. Maafkan hati ini sudah menaruh harapan besar ke kamu.

0 komentar:

Posting Komentar