Selasa, 26 Mei 2015

Mengunjungi pulau-pulau kecil di sekitar Karimunjawa.

Eksplorasi pulau-pulau

Eksplorasi pulau-pulau
Karimunjawa merupakan gugusan pulau yang terdiri dari 27 pulau, dan hanya lima pulau yang berpenghuni. Setiap pulau menyimpan eksotismenya masing-masing. Jadi, jangan lewatkan kesempatan berkeliling pulau dengan perahu.
Kamu bisa menyewa perahu motor dengan tarif sekitar 400–600 ribu. Satu perahu motor bisa mengangkut penumpang maksimal 20 orang. Cocok kalo kamu datang berombongan.

Pantai Karimunjawa, jawa tenggah, jepara,semarang








Sampai Karimunjawa jangan cuma mager alias malas gerak di wisma, dong! Susuri pantai cantik Karimunjawa yang berpasir putih nan eksotis di sekeliling pulau. Kamu pasti merasa teduh melihat hamparan laut biru yang jernih di kejauhan. Kamu juga bisa dengan mudah berburu sunset dan sunrise di sini. Kalo mau mager, di pantai aja, jangan di kasur wisma. Hehehe.

karimunjawa begitu eksotis bawah laut nya dengan berbagai keragaman batu karang dan ikan2 cantik menghiasi bawah laut untuk para menyelam/
snorkeling.
sunrise  di pagi hari di pelabuhan karimunjawa

 eksotis ikan dan karang yg menghiasi bawah laut karimun




Jelajahilah lereng Gunung Wilis, di mana kamu bisa menikmati sejuknya air terjun Seweru yang punya banyak nama

Buat kamu yang suka blusukan ke lereng gunung, Air Terjun Seweru yang terletak di Dusun Seweru, Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, ini tentu pantang kamu lewatkan. Air terjun ini dibalut dengan sejumlah nama, seperti Serondo, Kedung Malem, dan Slampir. Terlepas dari banyaknya nama, eksotisme air terjun ini sangat menarik untuk dijamahi.
Memang, perjalanan kemari tidaklah mudah. Setelah menempuh kurang lebih 25 Km dari pusat kota Madiun, kamu mesti melewati jalan berbatu yang menantang. Setelah itu, kamu masih harus melibas jalur yang tersisa dengan trekking sejauh 1 Km, Tapi, dijamin segala usahamu akan terbayar begitu kamu sampai di lokasi. Apalagi, perkebunan kopi yang mengelilingi air terjun ini menambah pesona yang dipunyainy

Masa muda tidak akan bertahan selamanya. Selama tubuh masih kuat digeber perjalanan panjang, kenapa tidak pergi sekarang?

Meskipun banyak orang (merasa) sukatraveling, kenyataannya benar-benar berangkat demi melakoni petualangan tidak semudah itu dilakukan. Alasannya bermacam-macam mulai dari masalah waktu, biaya, sampai yang paling ringan yaitu gak punya teman perjalanan.

Vakansi atau traveling jelas bukan sebuah keharusan. Tapi bagimu yang memang terpanggil untuk melakukan perjalanan, ada kerugian yang akan muncul jika menunda rencana bertualang yang selama ini dipikirkan.Mau tahu apa saja sih kemudaratan yang akan kamu rasakan kalau menunda meluangkan waktu untuk plesiran? 

mumpung masih muda via iamabackpacker.com

Mumpung masih muda berpetuanglah ke banyak tempat
Usia muda adalah masa yang paling tepat untukmu menjelajah ke berbagai daerah. Alasannya dengan usia dan tenaga seperti yang sekarang ini kamu punya, pergi menjelajah berbagai tempat adalah kesempatan yang sayang dilewatkan. Tubuh mudamu juga masih sangat bersahabat jika diajak ‘menderita’ dengan gaya berliburbackpacker-an yang jauh dari rasa nyaman.
Ketika kamu terlalu sering menunda waktu traveling, suatu saat masa mudamu tanpa sadar akan terlewati. Waktu akan terus berjalan tanpa pernah kembali lagi. Saat kamu sudah kehilangan waktu, kamu hanya akan bisa menyesal kenapa tidak memanfaatkan waktu untuk berlibur ke berbagai tempat yang menarik. Makanya, segeralah menjelajah berbagai tempat sekarng juga sebelum masa mudamu hilang begitu saja.
Perjalanan mempertemukanmu dengan pengalaman dan orang-orang baru. Mereka yang bisa membuka mata, bahwa dunia lebih luas dari yang kamu kira



keluar dari comfort zone via www.journalismdegree.com
Menjelajah tempat baru dan meninggalkan comfort zone bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh semua orang. Rasa takut pada resiko yang ada di jalan serta bertemu dengan manusia asing juga bukan hal yang mudah ditaklukan. Padahal jika kamu berani melakukannya ada pelajaran-pelajaran yang akan kamu temui pada setiap perjalanan. Semua kesulitan serta tantangan yang ada nyatanya adalah cara mendewasakan pejalannya.
Berpetualang sebetulnya bukan hanya cara untuk bersenang-senang. Lebih dari itu ada berbagai ilmu yang bisa di dapat tanpa kita sadar. Mungkin kita tidak akan menjumpai ilmu dan teori seperti yang ada di bangku kuliahan. Tapi mengenal berbagai kebudayaan, kesenian, serta kebiasaan masyakarat di tempat yang kita kunjungi adalah pelajaran yang tidak bisa tergantikan dengan uang.
Rutinitas perlahan menggerogoti, membuat ide kreatif hilang seperti zombie. Perjalanan mengembalikan semangat yang sempat pergi. Sepulang dari vakansi, kamu akan lebih segar dan siap berlari lagi
dapat ide segar
dapat ide segar via blog.hihostels.com
Jika saat ini kamu sedang merasa ‘miskin’ inspirasi, mungkin hal tersebut disebabkan karena kamu jenuh dengan keadaan di sekitar. Rasa bosan terhadap apa yang kamu lihat setiap hari membuat ide-ide gila yang tadinya kamu punya juga tersendat begitu saja. Bangun di pagi hari, pergi ke kampus atau kantor, serta mengerjakan tugas harian terasa menjadi siksaan yang ingin kamu hindari.
Nah kalau memang sudah begini. melakukan perjalanan adalah salah satu cara menemukan kembali berbagai ide yang tadinya sudah menghilang. Kamu dapat segera mengepak barang dan membiarkan diri tenggelam dalam kejutan setiap petualangan yang dilakukan. Sepulangnya dari sana pikiran yang segar membuat kamu dapat berpikir jernih dan kembali menjalani rutinitas harian.
Sepulang dari melakoni perjalanan, kamu tak akan pulang sebagai orang yang sama. Sikap rendah hati dan ketangguhan yang perjalanan ajarkan akan terus terbawa
lenih rendah hati
lenih rendah hati via blog.hihostels.com
Sebuah perjalanan akan membuat pejalannya menjadi pribadi yang lebih rendah hati. Dengan semua pengalaman yang kelak di dapat, kamu akan menyadari betapa kecilnya kita dibandingkan dengan orang lain atau bahkan alam ini. Bagi seorang pendaki gunung, menjelajahi puncak tertinggi tidak hanya berguna untuk melihat keindahan semesta. Di sana kamu akan merasakan betapa kecilnya kita jika dibandingkan dengan kekuatan alam.
Tidak hanya alam saja yang nyatanya mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang pandai berbenah diri. Perjumpaan dengan banyak orang yang memiliki pengalaman segudang juga menjadikan kita tidak bisa jumawa dengan capaian selama ini. Kamu pun semakin mengerti bahwa sebagai manusia sudah seharusnya untuk belajar dan terus belajar. Merasa pintar hanya menjadikan kamu pribadi yang enggan untuk memperluas pengetahuan.
Gawai dan benda-benda bisa jadi kuno lalu hilang. Bahkan anakmu kelak akan makin jarang pulang. Tapi kenangan sepanjang perjalanan awet untuk terus dikenang
kenangan masa tua
kenangan masa tua via www.popsugar.com
Uang akan bisa habis kapan saja, kedudukan pada akhirnya akan tergantikan, popularitas pun kelak bisa hilang. Di antara itu semua yang abadi selamanya adalah kenangan. Kenangan adalah harta yang selamanya tidak akan pernah lenyap. Ia selalu tinggal di ingatanmu selama apapun hal itu sudah kamu lewati. Sebuah perjalanan membuat kamu memiliki cerita yang bisa diingat sampai akhir tua.
Menikmati keindahan alam bawah laut di Derawan memang tidak membanggakan seperti berkendara mobil sport terbaru. Sensasi menyaksikan matahari terbit di Bromomungkin berbeda rasanya ketika kita berhasil memiliki aneka benda branded. Tapi selamanya suasana di sana akan terkenang dan sulit terlupa. Ya, semua kenangan itu adalah aset yang bisa kamu ceritakan pada anak cucumu nantinya.
Pertemanan yang terjalin di tempat baru bisa bertahan selamanya. Bukan hanya pengalaman dan kenangan, di negeri asing kau bisa dapat hangatnya persaudaraan
bertemu banyak orang
bertemu banyak orang via www.matthewwilliams-ellis.com
Salah satu keuntungan orang yang gemar melakukan perjalanan adalah luasnya jaringan pertemanan yang ia punya. Biasanya dalam setiap petualangan, seorang pejalan memiliki kesempatan besar untuk berkenalan dengan orang baru dari berbagai kalangan. Tidak hanya kenalan baru yang berasal dari satu negara saja, ketika kamu melakukan vakansi pertemuan dari orang berbagai negara juga sangat mungkin terjadi.
Dari mereka kamu dapat mempelajari banyak hal. Mulai dari perspektif, pengetahuan, atau pengalaman yang mereka punya adalah input berguna yang pasti akan memperkaya dirimu. Untuk itu lakukanlah perjalanan sekarang juga agar di masa mudamu dapat bertemu dengan semakin banyak orang yang bisa memberikan pengaruh positif untukmu.
Semakin cepat kamu mengepak barang dan segera melangkahkan kaki, maka semakin besar kamu akan mendapat keuntungan. Untuk itu, kemas barangmu sekarang– melangkahlah sejauh yang bisa kamu lakukan.

Jangan Berhenti Saat Hal Baik Belum Diberikan. Suatu Saat Semua yang Indah Pasti Tuhan Datangkan

Ada kalanya dalam satu masa hidup, kita dihadapkan pada sebuah fase yang sulit. Rintangan menghadang seolah menjegal seretan kaki yang dirasa kian melemah. Sekalipun telah mengerahkan seluruh usaha, itu semua terasa sia-sia. Setiap cucuran keringat yang telah tercurah seakan menemukan jalan buntu.
Kita pun mulai dihadapkan pada dilema — memilih terus berjuang atau berbalik arah pulang dari medan perang. Beribu pertanyaan tak ayal berkecamuk dalam pikiran. Sungguhkah Tuhan mencintai hambanya yang kini sedang terkapar? Ke manakah ia saat jiwa yang lemah ini harus terus bertahan? Kenapa pertolongan tak juga datang? Tak pantaskah dirimu menerima uluran tangan?
 Perkara yang datang menghantam membuatmu kehilangan semangat yang dulu seakan tak pernah padam. Jika bisa, rasanya kamu ingin terkapar dan berhenti berikhtiar
ingin menyerah
ingin menyerah via justmytype.ca
Mungkin jika diibaratkan dengan benda, hidup tak ubahnya seperti roda. Setiap masa akan berputar sesuai dengan izin Sang Maha Kuasa. Kamu pasti pernah berada pada puncak kemudahan, di mana rasanya setiap doa yang kamu panjatkan didengar Tuhan lalu dikabulkan. Akan tetapi akan tiba sebuah masa kamu diuji kesabarannya untuk diubah menjadi manusia yang lebih besar.
Bisa jadi saat itu adalah sekarang. Waktu kamu mengerang karena sebuah kesulitan yang menghadang. Kamu jelas bukan manusia lemah yang dengan gampangnya bertumpang tangan. Dengan segala asa, kamu tak pernah berhenti berupaya dan membungkusnya dalam doa. Selama beberapa waktu, kamu masih bersabar menunggu giliran untuk menerima hasil terbaik yang diupayakan. Tapi kini harap itu seolah pudar. Saat kamu dihadapkan pada harapan yang belum juga menyentuh tepian jawaban.
Kamu pun mulai risau dengan keberadaan Tuhan yang tadinya begitu dijagokan. Berkecamuk ribuan pertanyaan dalam diri, mungkinkah aku harus mengakhiri segala usaha ini?
 Ketika tiap daya yang diberikan dirasa tidak membuahkan hasil setimpal, sebagai manusia biasa kamu pun mulai lelah dan mempertanyakan keberadaan Tuhan

… Di mana Tuhan? via pixgood.com
Semua usaha dan cara yang kamu kenal telah dijalankan. Bahkan ketika kegagalan-kegagalan tersebut seolah tidak pernah lelah menghampiri, kamu pernah jadi orang paling keras kepala dan terus berlari. Tapi kini rasanya seluruh gelora itu telah sirna. Semangat yang dulu seperti tak mengenal stok habis di dada, kini mulai terganti dengan keinginan untuk memaki.
Kamu mulai mencari beribu alasan untuk bisa berhenti. Sembari tak lupa menyinyir Tuhan tentang keberadaannya yang kini mulai dipertanyakan. Kamu juga menyalahi pula aturan kehidupan. Mengapa usaha yang sudah mati-matian kamu lakukan tidak juga menemukan solusi keluar. Pikiran-pikiran nakal mulai datang. Mencari jalan pintas agar segala masalah segera dipertemukan dengan kunci jawaban.
Ini adalah titik di mana kamu mulai merasa lelah disuruh menunggu. Rasa ego sebagai manusia sepertinya menyerap semua kemampuan pasrah kepada Sang pencipta. Kamu melihat segalanya seperti perhitungan matematika– bukankah balasan setimpal seharusnya datang pada tiap upaya?
Kamu pun mulai lelah mencari jalan dan berhenti mengusahakan kebaikan.
 Jika mau mendengar sedikit ke dalam hati, ada harapan orang-orang terdekat yang bisa jadi alasan untuk tak berhenti. Dukungan dan pengorbanan mereka menguatkan upaya yang dilakoni selama ini
selalu ada harap
selalu ada harap via www.givingsound.com
Kini kamu benar-benar berada jurang keputusasaan. Mungkin berhenti berjalan dan memutar arah adalah keputusan terbaik yang bisa dijalankan. Akan tetapi, sisa-sisa harap tersebut masih berada pada ruang dada. Rasa sakit mulai juga terasa ketika mengingat betapa kecewanya orang-orang terdekat jika melihat kamu memutuskan untuk berhenti berusaha.
Mungkin kini kamu sedang berlari keras menuntaskan tugas belajar demi menggapai gelar sarjana. Usaha penuh air mata itu hingga tulisan ini kamu baca belum juga menemukan titik cerahnya. Hambatan adalah sahabat karib yang kamu temui disetiap hari yang kamu miliki. Jika bisa sesungguhnya kamu ingin berteriak dan mengaku kalah dengan segala tantangan. Tapi mengingat orangtua yang jauh di sana menaruh harap penuh padamu, keputusan untuk menyerah adalah pisau tajam yang membelah hati mereka.
Kenangan-kenangan tentang bagaimana mereka berjuang menyekolahkanmu di perantauan kembali terulang. Pengorbanan mereka adalah rekaman tajam bukti cinta orangtua kepada anaknya. Terbayang sudah tangis malam ibu kalau kamu pulang tanpa ijazah di tangan. Belum lagi raut lelah ayah yang tidak terbayar setelah selama ini bekerja keras membanting tulang. Dalam hati terbersit sebuah pertanyaan:
Haruskah aku berhenti dan memutar arah pulang?

Tuhan adalah sutradara kehidupan yang bijaksana. Lakukan usaha terbaik yang diiringi dengan doa. Karena dalam diamnya, Tuhan pasti mendengar setiap pinta

tetap usaha dan berdoa
tetap usaha dan berdoa via www.crosswalk.com
Namun sesulit apapun masalah yang tengah dihadapi, kuharap kamu tidak pernah mengenal kata berhenti. Setidaknya setelah membaca tulisan ini, aku ingin kamu menjadi lebih kuat untuk menghadapi semunya. Melalui kalimat tersebut aku mengirim doa panjang supaya semua tantangan yang harus kamu tuntaskan dapat terselesaikan dengan baik.
Percayalah akan tiba masanya air mata diubah menjadi tawa. Semua usahamu akan dijawab Tuhan tepat pada waktunya. Hal terpenting yang harus kamu percaya bahwa akan selalu ada harga seimbang yang akan Sang Khalik bayarkan sesuai dengan apa kamu lakukan. Tidak ada usaha yang sia-sia selama kamu berusaha. Lakukan upaya terbaik yang bisa kamu lakukan.
Jangan pernah bosan untuk mengusahakan kebaikan. Kamu adalah makhluk yang tidak pernah dipersiapkan hanya untuk merasakan kegagalan. Kalau semua usahamu saat ini belum pula menemukan titik temu, itu adalah bagian cobaan kehidupan yang harus kamu dilewati. Dengan kesabaran dan doa yang tidak bosan dipanjatkan, di depan sana ada jawaban manis yang kelak akan kamu temukan.

Biarpun Belum Dipertemukan Dengannya yang Menggenapkan, Suatu Saat Nanti Seseorang yang Tepat Pasti Datang

Bagi beberapa orang proses menanti pasangan hidup tak ubahnya seperti air mengalir yang ringan dan tidak perlu menjadi beban pikiran. Orang-orang seperti ini akan enteng menyerahkan persoalan jodoh pada garis takdir yang telah Tuhan rancang. Alih-alih memikirkan siapa jodohnya, ia justru fokusmemperbaiki diri demi menyambut sang belahan jiwa yang penuh rahasia.
Tapi di sisi lain, pasangan hidup yang begitu dinanti juga kerap menimbulkan kecemasan. Deretan undangan pernikahan yang datang di akhir pekan ikut menambah volume rasa gelisah yang kian meradang. Ribuan pertanyaan tentang siapa yang nantinya akan mendampingi di masa depan seolah makin mendesak untuk segera dipertemukan dengan jawaban.
Namun sesungguhnya persoalannya kini:
Haruskah kita sebegitu sibuknya memikirkan soal jodoh yang sebetulnya sudah Tuhan siapkan?”
 Deretan kisah cinta sudah khatam dilalui. Kini kamu hanya ingin berhenti, bersamanya yang bisa diandalkan setiap hari
menanti jodoh
menanti jodoh
Berbagai episode kisah cinta mulai dari yang berlabel cinta monyet hingga yang dirasa sarat dengan keseriusan telah tuntas kamu lewati. Semakin hari rasa penasaran tentang siapa yang nantinya akan menggenapi kian menggantung di rongga dadamu. Jika dulu berkenalan dengan orang baru hingga tenggelam dalam romantika cinta selalu terasa menarik, kini fase itu seolah sudah bosan kamu jalani.
Geliat terlibat dengan rasa kasmaran menggebu tidak terasa lagi menarik buatmu. Saling bertukar salam hingga kencan yang berakhir pada kecupan mesra juga sudah tidak lagi semenantang dulu. Kamu menjadi sosok yang haus akan kepastian. Khayalan menemukan dia yang pada akhirnya berani mengajakmu bersanding menjadi babak baru yang selalu kamu tunggu. Ya, di usiamu kini yang telah menginjak kepala dua bukan hal yang salah memang impian tentang ikatan pernikahan menjadi sesuatu yang paling dinantikan.
Kamu yang sekarang bukan lagi kamu yang dulu. Rela terbenam pada drama cinta yang sebetulnya sudah tahu akan berakhir seperti apa. Deretan pria atau wanita yang kamu anggap salah adalah bagian dari pelajaran hidup yang sudah khatam kamu lalukan. Kini sudah tiba waktunya untuk dipertemukan dengan dia yang kelak akan menjadi ayah Ibu atau dari anak-anakmu.

 Undangan yang makin rajin datang menimbulkan pertanyaan. Kapankah giliranmu datang? Bersama orang macam apa kamu akan disandingkan?
teman-teman menikah
teman-teman menikah via tumblr.com
Setiap orang memiliki kisahnya tersendiri untuk menemukan pasangan hati. Sebagian dari mereka mungkin menemukan teman hidup lebih cepat dari yang pernah di duga. Bisa jadi teman-teman dekat atau kenalanmu juga telah disandingkan dengan orang yang pada akhirnya dirasa tepat mendampingi sama akhir hayat. Deretan unggahan gambar di media sosial menjadi bukti bagaimana akhirnya hubungan yang terbina berakhir dengan babak bahagia.
Tapi ternyata kegembiraan yang sama belum pula menghampirimu. Kamu masih diminta oleh Tuhan untuk menunggu sampai dia mengatur skenario percintaan yang luar biasa. Namun rasa cemas menanti kapan drama percintaan tersebut akan berlangsung membuat rasa gusar menyelinap dalam relung hati terdalam. Meskipun tidak mengucapkan secara gamblang tapi jika boleh jujur kamu ingin cepat pula dipertemukan dengan pasangan jiwa.
Di setiap malam sebelum waktu tidur malam datang, kamu mulai rajin memanjatkan doa tentang jodoh yang sudah ditunggu kehadirannya. Meminta pada Tuhan tentang spesifikasi jodoh yang kamu inginkan, terlebih untuk waktu yang semoga saja bisa disegerakan. Melalui doa dirapal dan usaha digencarkan besar harapanmu bahwa Sang Khalik memotong masa penantian mendamping hidup yang kamu impikan.

Persinggungan waktu dan usia juga menyisakan tanda tanya. Dalam pikiranmu semua harus dilaksanakan segera. Sementara semesta menyuruhmu bersabar lebih lama

semakin mempertanyakan
semakin mempertanyakan via saintsonaplane.com
Tidak hanya soal  teman yang sudah menikah saja yang membuat kamu mulai risau dengan datangnya pasangan hidup. Faktor usia pun ikut mempengaruhinya. Meskipun tidak ada ukuran pasti tentang usia menikah yang diyakini benar, tapi saat usia terus bergerak meninggalkan usia dua puluhan banyak orang yang semakin dikejar dengan kewajiban untuk segera melangsungkan pernikahan.
Kultur pernikahan usia muda yang ada tak ayal ikut menyumbang perasaan galau yang kini mulai bersemayam. Terbayang sudah perkataan banyak orang tentang kita yang belum juga menyebar undangan untuk menghadiri acara pernikahan yang telah dirancang. Desakan dari keluarga dan juga orangtua menjadi pemantik yang semakin menyempurnakan perasaan khawatir itu.
Seandainya bisa kamu juga ingin mangkir dari pertemuan-pertemuan keluarga yang seringkali mempertemukanmu dengan pertanyaan tentang pernikahan. Jujur kamu sudah bosan ditanya kapan mengenalkan calon pasangan hidup kepada mereka. Tapi itulah hidup, selalu ada masa di mana kamu dihadapkan dengan tantangan yang tidak mengenakkan.
  Dipertemukan dengan jodoh memang misteri. Tapi ini juga bukan lomb alari. Tunggulah sebentar, dia yang terbaik pasti akan didatangkanNya. Nanti
akan tibanya giliranmu datang
akan tibanya giliranmu datang via www.askmen.com
Akan tetapi sesungguhnya soal jodoh adalah sesuatu yang tidak perlu kamu risaukan. Serahkan saja pada Tuhan tentang bagaimana kisah cintamu nantinya akan ditamatkan. Jika ada orang bisa menemukan pasangan hidupnya dengan cepat itu berarti sang sutrada hidup memang menilai bahwa waktunya sudah tepat. Hal yang perlu kamu tahu bahwa Tuhan adalah penentu yang cermat. Ia akan memastikan hambanya mendapatkan apa ia yang butuhkan dengan perhitungan yang tak bisa manusia perkirakan
Pantaskanlah diri dengan berserahlah pada Dia yang telah mengatur hidupmu dengan baik. Sebagai manusia kamu hanya bisa sebaik-baiknya berusaha dengan tidak lupa mengucapkan doa. Siapa pun dan kapan pun akan dipertemukan nantinya percayalah bahwa masa itu akan datang. Kamu tidak harus bergumul dengan risau berkepanjangan. Yakinlah kalau semua akan tiba pada waktunya.

Jodoh tak ubahnya seperti lahir dan kematian yang sulit ditebak kehadirannya. Tugas kita adalah sama seperti makhluk lainnya yakni menanti sampai Tuhan memberikan jawaban menurut kehendak ya Ia rasa benar.

Di luar kelas pun, suasana tak lebih baik. Kita diajak untuk “disiplin karena takut” dengan OSPEK yang wajib diikuti semua anak

Kira-kira pribadi seperti apa yang ingin dibentuk dari sini?
Kira-kira pribadi seperti apa yang ingin dibentuk dari sini? via www.zakyamirullah.com
Rasa takut itu sudah dipupuk sejak dari awal kita akan menempuh pendidikan. Masa-masa orientasi atau yang akrab dengan OSPEK selalu menjadi kenangan yang tak terlupakan untuk kita. Saat itu, kita benar-benar dibuat takut oleh kakak-kakak kelas yang pernah merasakan rasa takut itu sebelumnya dari kakak-kakak kelas yang begitu seterusnya. Penanaman rasa takut dengan tujuan agar kita menjadi disiplin ini sudah berjalan turun temurun. Hasilnya, hanya pada saat ada yang ditakuti itu sajalah kita menjadi disiplin. Selebihnya, kalau ada cela bisa lah kita berbohong untuk melanggar aturan-aturan itu.

Jangan Takut Berkonflik Dengan Sahabat. Ada Hal-hal Ini yang Akan Membuat Kalian Justru Semakin Dekat

Sedih, canggung, bingung dan menyesal. Itulah yang akan kamu rasakan ketika harus menghadapi konflik dengan teman dekatmu sendiri. Jika bisa memutar waktu, tentu kamu akan melakukannya tanpa ragu-ragu. Mencegah apapun penyebab konflikmu dengan teman dekatmu itu, meng-undo perkataan menyakitkan yang sempat terlontar dari mulutmu.
Selama ini kita diajarkan untuk menghindari konflik. Persahabatan yang tenang-tenang saja, damai, dan tak pernah diisi pertengkaran jadi model hubungan yang baik. Inilah mengapa saat perselisihan itu terjadi, kamu tak tahu cara menghadapinya kecuali dengan sedih dan rasa sesal. Padahal, konflik antara dirimu dan sahabat sebenarnya justru bisa membuat kalian semakin dekat.
Konflik bukanlah pemisah; ia hanya menguji seberapa jauh kalian ingin untuk tetap dekat. Lagipula, bukankah sebenarnya konflik banyak manfaatnya?

Konflik adalah kesempatan kalian untuk mengungkap rasa kecewa. Lebih baik terbuka, daripada semakin luka

Lebih baik terbuka, daripada ada luka
Lebih baik terbuka, daripada ada luka
“Sebenarnya aku masih kesel pas kamu kemarin “ilang” berbulan-bulan, sampai kepanitiaan jadi berantakan.”
Konflik jadi tak mengenakkan karena kamu dipaksa mengakui kelakuan sahabatmu yang memantik rasa kesal, sedih, marah, atau malu di dalam hati. Meski kamu memang kecewa, ada rasa tidak enak ketika kamu sengaja membuatnya mengerti bahwa kamu merasa kecewa. Tapi kamu tak perlu merasa tak nyaman melakukan hal ini. Inilah kesempatan kalian untuk saling mengungkap kekecewaan, untuk saling mendengarkan.
Dengan melakukannya kamu mengakui bahwa sahabatmu adalah manusia: tak selalu sempurna dan serba kekurangan di mana-mana. Dengan mengungkapkannya, kamu percaya bahwa sahabatmu bisa menerima unek-unekmu dengan dewasa. Dengan mengungkapkannya, kamu bahkan memberi kesempatan sahabatmu ini untuk membela diri. Kamu pun memberinya kans untuk mengkritik dirimu balik; mungkin ada hal yang selama ini juga membuatnya kecewa, namun kamu tak pernah sadar telah melakukannya.
Dengan begini, hatimu yang sakit takkan membusuk akibat luka yang terlalu lama dibiarkan. Bukankah lebih baik melepaskan sakit hati dalam semenit dengan bersama-sama jujur, daripada menyimpan dendam yang melelahkan bertahun-tahun?


Dia memulai konflik denganmu? Jangan terburu-buru sakit hati. Bisa jadi, itu cara terbaik yang ia tahu untuk membuka diri

Kadangkala, berantem hanyalah satu-satunya cara kalian membuka diri
Bisa jadi, berantem hanyalah satu-satunya cara kalian membuka diri via www.pusatcinta.com
Apakah sahabatmu bersikap antagonis dan melontarkan kalimat kasar tanpa diundang? Kamu berhak marah dan kesal, karena tentu ada banyak cara untuk mengungkap rasa kecewa selain berantem dan saling melempar kata-kata pedas. Misalnya, dengan mendiskusikan baik-baik penyebab kekecewaan yang ia rasakan.
Tapi mungkin saja, sahabatmu bersikap “kasar” karena ia tidak tahu cara yang lebih baik untuk mengungkapkan kekesalannya. Berdiskusi dengan kepala dingin terasa mustahil karena dalam hati ia sudah begitu sebal. Jika memang begini ceritanya, jangan terburu-buru mengecapnya tidak dewasa. Paling tidak ia berani membongkar duri dalam daging yang telah terkubur demikian lamanya dengan memberitahumu perasaan dia yang sebenarnya. Di balik caranya yang mungkin tak terlalu ideal, sekarang kamu tahu bahwa ia sudah tak tahan lagi dengan keadaan saat ini — dan ingin cepat memperbaiki hubunganmu dan dia agar lebih nyaman untuk kalian berdua.


Konflik mendorongmu melakukan introspeksi. Hubungan yang tadinya akur dan “haha-hihi”, ternyata banyak yang harus diperbaiki

Hubungan yang terlihat baik-baik saja, ternyata banyak cela
Hubungan yang terlihat baik-baik saja, ternyata banyak cela via pixshark.com
Layaknya drama, konflik juga punya babaknya. Ada babak I semacam “pemanasan”, babak II semacam puncak, dan III semacam resolusinya. Di tahap resolusi inilah, setelah kalian saling mengungkapkan perasaan, adu sindiran, bahkan saling menyerang lewat media sosial, kalian akan bisa menjadi lebih tenang dan mulai mengintrospeksi diri.
Sebenarnya, kesalahan ada di pihak siapa?
Apakah permintaan maaf yang kamu sampaikan sudah cukup adanya?
Bukankah canggung yang kamu rasa selama berkonflik dengannya semakin menunjukkan bahwa hubunganmu dengannya begitu dekat?
Dalam waktu-waktu ini, kalian akan mencoba berpikir dewasa, merenungi apa yang sudah terjadi. Ternyata hubungan yang terlihat akur dan penuh tawa punya banyak hal yang perlu diperbaiki. Meski terasa tak mengenakkan kini, di masa depan kamu akan bersyukur masa-masa ini pernah kalian lalui.


Kedekatanmu diukur bukan dari seberapa jarang kamu dan dia bertengkar, namun seberapa sering kalian kembali berbaikan.

Kedekatanmu diukur bukan dari seberapa jarang kamu bertengkar
Kedekatanmu diukur bukan dari seberapa jarang kamu bertengkar via 8tracks.com
Bagaimana kamu tahu kalau seseorang memang benar-benar sahabatmu? Kamu bercanda dengan dia, nggak malu-malu pinjam uangnya, bahkan sering bertengkar kecil atau mengeluarkan pendapat berbeda.
Bagaimana kamu tahu kalau seseorang hanya kenalan? Kamu selalu sopan dan nggak pernah terlibat dalam pertengkaran.
Kedekatanmu diukur bukan dari seberapa jarang kamu dan dia bertengkar, namun seberapa sering kalian kembali berbaikan.
Alasan utama kenapa kamu tak usah bersedih ketika konflik terjadi adalah karena konflik itu biasa. Sebiasa udara yang kita hirup untuk hidup, sebiasa hari Senin atau Selasa.
Ibarat penggaris, perselisihan sebenarnya akan mengungkap hal-hal apa saja yang perlu lebih disesuaikan antara kamu dan orang terdekatmu. Dengan begitu, kalian bisa saling belajar dan berkembang dari pribadi satu sama lain. Ini, bukan, alasan pertama kalian menjalin persahabatan?

Jangan bersedih lagi. Konflik dan pertengkaran dengan sahabatmu tak perlu kamu sesali. Daripada murung sendirian, lebih baik mengkontaknya sekarang juga dan meminta maaf, bukan?

Perbincangan kita pun tak ada habisnya. Kita selalu berbagi cerita di sela kuliah dan waktu senggang lainnya

kita selalu berbagi cerita bersama

kita selalu berbagi cerita bersama via www.tumblr.com
Saat bersamamu, aku selalu merasa nyaman. Obrolan kita terasa tidak ada ujungnya, selalu saja ada topik baru yang akan kita perbincangkan. Mulai hanya sekedar pelajaran, menggunjingkan dosen hingga para manusia yang mondar-mandir di layar kaca, akhirnya kita menyadari bahwa kita memiliki selera musik dan tontonan yang sama. Ah, tahukah kamu? Rasa-rasanya aku menemukan kembali saudara perempuanku yang hilang.
Kita selalu bisa menertawakan apa saja. Dari kelas, koridor, kantin kampus, hingga kamar kos adalah saksi bagaimana kita menertawakan dunia. Bagaimana sudut pandang kita selalu seragam dan hampir sama. Bagaimana kita selalu merasa gembira dan sesekali jumawa, merasa bahwa kita memiliki sahabat sempurna dan terbaik di dunia.
Bahkan aku tak pernah lupa, saat kita sedang berada keramaian dan menemukan hal yang lucu. Kita hanya cukup saling melemparkan pandangan kemudian kita akan mulai tertawa bersama. Tidak ada sepatah kata yang terucap, namun aku paham maksudmu dan kamu juga mampu membaca pikiranku.
Kita memang hampir tak pernah bertengkar, tapi sekali kita bertengkar, persahabatan kita tak pernah sama seperti awal mula. Ya, kita keliru. Di dunia ini memang tak ada yang sempurna, begitu pula persahabatan yang kita pikir akan bertahan hingga kita tua. Ternyata hari-hari yang kita lalui bersama hanya bertahan sekejap saja.


Hingga suatu hari, saat aku jatuh di titik terendah kau pilih meninggalkanku, tak mempedulikan kawanmu satu ini

aku
kau meninggalkanku di titik terendah via insiderdtblog.tumblr.com
Aku sudah lupa tanggal dan bulan ketika kita memutuskan untuk tak lagi menjadi sahabat dekat. Saat itu aku sedang diserang melankolia karena jalinan asmara dengan kekasihku bubar jalan. Aku butuh seseorang untuk dijadikan sandaran. Ku pikir kau akan ada di sana menemaniku, memberikan kata-kata penghiburan, menguatkan. Namun, sosokmu tak ada. Kau mengaku sedang dilanda kesibukan. Hingga petang pun tetap tak kutemui kata-kata penghiburan. Aku berusaha memaklumkan.
Keesokan paginya, saat kantung mataku sedang bengkak-bengkaknya. Kau tetap ceria seperti biasanya. Belum juga kutemui kata penghiburan dari bibirmu. Belakangan aku tahu, kau memilih menghabiskan waktu dengan teman-teman yang lain daripada ada di sampingku.
Kenapa bisa begitu? Tanyaku. Setelah berpikir sederhana aku malah memunculkan tanya: kenapa aku harus terkejut? Bukankah memang selama ini, tak pernah ada di saat aku membutuhkannya? Kita memang saling berbagi gembira, namun tidak dengan duka. Dan ini adalah puncaknya.
Kupikir kau akan sedia mendekap ketika salah satu dari kita babak belur digilas kekejaman dunia. Namun, di saat aku sedang jatuh di pelukan duka, kau menghilang entah kemana.
Aku begitu polos menganggapmu sebagai sahabat baikku, mengira bahwa kau akan selalu sedia bahkan di saat duka menyapa.  Namun nyatanya tidak, di persahabatan kita hanya aku lah yang bersedia menjadi teman suka dan dukamu.
Mungkin sebenarnya hanya akulah yang menganggapmu teman dekat, sedangkan kamu tidak.

Tidak ada penyesalan dan dendam di sana, aku bahkan berterimakasih pada Tuhan karena telah membuka mataku akan arti sahabat yang sesungguhnya

kita
terimakasih karena Tuhan telah membuka mataku via pixgood.com
Aku memang memaafkanmu hari itu, namun kemudian hubungan kita tak pernah sama lagi setelahnya. Kamupun tidak pernah ada niat untuk berusaha memperbaiki hubungan. Di saat aku diam karena masih merasa sakit, kaupun hanya berpasrah dan tidak ada keinginan untuk membuat hubungan kita kembali sempurna. Di hari itu aku memahami bahwa persahabatan kita memang sudah berbeda jalan. Mungkin definisi dari sahabat menurut pemahaman kita sangat jauh berbeda.
Aku memang bukan tipe seseorang yang bisa dengan mudah melupakan atau bahkan meninggalkan begitu saja sahabat yang pernah mengisi hari-hariku. Oleh karena itu, kita memang tetap berkawan setelah hari itu, namun tentu saja hubungan kita tak pernah sedekat sebelumnya. Mungkin dulu aku menyematkan sahabat padamu, namun sekarang sekadar kawan saja kurasa sudah cukup.
Terima kasih untukmu, yang telah membuatku mengerti apa arti sahabat yang sebenarnya.
Dariku,
yang dulu pernah menganggapmu sahabat terbaikku