Begitu juga dengan kisah tentang pramugari.
Dulu, perempuan yang selalu cantik dan mondar-mandir di dalam pesawat ini dianggap pekerjaan bergengsi, sekarang apa? Seolah hanya objek pelampiasan atas terjadinya keterlambatan atau penundaan penerbangan. Coba ingat lagi, pernah tidak pramugari jadi sasaran kemarahanmu? Nggak sedikit juga yang menganggap, mereka hanyalah sekumpulan perempuan cantik yang fungsinya tak lebih dari sekadar pelayan. Padahal, asal kamu tahu, jadi pramugari itu nggak gampang. Ini 13 hal tentang profesi pramugari yang nggak pernah kamu ketahui. Semoga bikin kamu berpikir ulang, ya…
1. “Hari ini sudah 6 kali flight yang delay kami jalani, dengan penumpang yang selalu menggerutu dan kami harus tetap tersenyum. Apa daya, cuma ini senjata kami.”
2. “Entah sudah berapa kali kami digoda penumpang dalam sehari. Dari anak muda bau kencur sampai orang tua bau tanah. Dan kami, tetap harus berlaku ramah, padahal sejatinya kami pun jengah.”
3. “Ada beragam penumpang di dalam pesawat. Mulai dari tukang sol sepatu sampai pejabat. Ada yang diam dan berisik tak terbantahkan. Apapun itu, kami harus menegur dan senyum dengan sopan, walau kadang hati merasa enggan.”
4. “Kami sangat mengantuk, hingga kami mampu tidur tanpa memejamkan mata sekalipun. Flight buta sebelum ayam berkokok kami jalani, juga flight tengah malam bersama kuntilanak pun terbiasa kami alami
5. “Jauh dalam lubuk hati, kami ingin memenuhi segala keinginanmu. Tapi apa daya ketika kami ternyata tak mampu. Tolong kamu ingat, ini pesawat, bukan hotel berbintang, apalagi surga di mana bidadari yang melayanimu.”
6. “Kami hanyalah front liner yang rajin terkena omelan. Tak jarang kamu meminta kami membawakan tentengan bagasi di atas tempat duduk. Apa kamu lupa kalau kami perempuan? Bayangkan, kalau semua penumpang meminta hal demikian?”
7. “Apa kamu tahu, kami sangat berharap ada di posisi yang sama sepertimu; bepergian dengan keluarga, duduk di samping orang yang disayang, bersebelahan dengan kekasih berangkat liburan, naik pesawat untuk pulang mudik lebaran ataupun natal. Tapi ternyata, kami tak seberuntung itu.”
8. “Selalu saat melihat keluar pesawat, kami ingin menghabiskan waktu di luar sana. Apa kamu tahu, 70% waktu yang kami punya habis di dalam burung besi ini. Bukan hanya tentang paras cantik, smart, body bagus, atau salary tinggi, tapi ini tentang hati.”
9. “Bukan pula tentang breakfast di Padang, lunch di Thailand, numpang pipis di Ambon, dinner di Jepang, dan tidur di Sydney. Ini tentang berapa banyak social time kami yang terenggut karena profesi. Ini tentang profesionalitas dan dedikasi.”
10. “Walau senyum selalu tersungging, kami pun kerap menangis dalam hati. Merasai rindu yang menggebu dan memikirkan ayah bunda yang terus menanti kami kembali.”
11. “Kadang kamu melihat kami menggunakan barang bermerek. Padahal, kami berbelanja sebagai usaha melupakan luapan kangen untuk pulang karena terhalang tugas.”
12. “Kami bisa mengatasi penyakit jantung, asma, membantu persalinan, mengoperasikan emergency equipment, mengatasi teroris, menjinakkan bom, dan lain sebagainya. Apa pernah kamu bayangkan betapa ekstranya pelatihan yang kami lakoni sebelum diperbolehkan terbang?”
13. “Saat pesawat panas karena AC error, kami juga kepanasan. Saat kami membagikan makanan untukmu, setelahnya kami baru akan makan. Jadi tolong, berhentilah menggerutu yang tidak perlu.”
Dengarkan lah curhatan kami ini.
Inilah 13 hal yang sejatinya kami rasakan. Sudahkan kamu berpikir ulang? Bekerja dengan berpindah-pindah tempat dan tak hanya satu negara setiap harinya mungkin memang menyenangkan. Tapi kenyataan jauh dari orang tersayang dan pekerjaan rutin setiap hari akan terasa membosankan. Bersyukurlah kamu ya.
Semoga hal-hal di atas bisa membuatmu membuka mata dan pikiran ya.
0 komentar:
Posting Komentar