Setelah memutuskan untuk mengikat janji, kamu pun memasuki hidup baru. Tak hanya mengurus diri sendiri, kini kamu harus memikul beban hidup bersama suamimu
Merencanakan hingga pada akhirnya menyelanggarakan hari pernikahan adalah hal yang begitu menyenangkan. Karena setelah perjalanan cinta yang sedemikian panjangnya, kamu pun bisa bertemu dan hidup berdampingan dengan dia yang kamu harap bisa menggenapkan. Bayangan hidup indah dan bahagia tentu sudah terajut di depan mata. Romantika cinta masa belia memang menghadirkan banyak harap tentang hidup yang penuh kebahagiaan.
Akan tetapi pada kenyataannya pernikahan tidaklah semudah seperti yang ada pada bayangan. Sebagai perempuan, kita punya tanggung jawab yang lebih besar lagi dari sebelumnya. Jika selama ini kamu bisa bersantai bangun siang, memikirkan makan dan mengurus diri sendiri, kini itu semua tidak bisa dilakukan lagi. Hari-harimu akan disibukkan dengan aktivitas mempersiapkan kebutuhan suamimu. Kesibukkan pun akan semakin bertambah saat kamu dan suami menerima titipan yakni seorang anak yang harus diperhatikan keperluannya.
Mulai dari sejak dalam kandungan perhatian ekstra harus diberikan kepadanya. Kalau sebelumnya kamu akan cuek dengan apa yang dimakan, kini kamu jadi orang yang lebih selektif soal apa yang akan kamu telan. Sebagai seorang calon ibu, kamu juga tidak ingin jika bayi mungilmu memakan sesuatu yang tidak baik. Begitu pun saat anak tersebut lahir ke dunia, peran sebagai istri bertambah dengan peran sebagai seorang ibu. Kegiatan dan kesibukanmu akan semakin berlipat ganda. Semakin banyak kegiatan, semakin bertumpuk kewajiban yang harus kamu lakukan.
Membagi waktu untuk menjadi istri dan ibu saja kadang membuatmu merasa kewalahan. Apalagi jika ditambah beban melanjutkan pendidikan?
Tidak dapat dipungkiri bahwa peran ibu rumah tangga begitu krusial bagi keluarganya. Mulai dari pagi hingga malam hari, ada banyak kegiatan yang harus diselesaikan. Membuatkan sarapan, memasak, mencuci pakaian, atau mengantar anak ke sekolah adalah sebagian kecil dari aktivitas harian yang nantinya pasti akan kamu hadapi. Harus disadari bahwa menghabiskan hari bergulat dengan berbagai kegiatan ini saja sudah membuatmu habis waktu dan tenaga. Maka tidak mengherankan sekalipun ada keinginan kuat untuk melanjutkan pendidikan, hasrat tersebut bisa jadi kamu tunda.
Ketika seorang perempuan yang sudah berumah tangga memiliki keinginan untuk bekerja atau melanjutkan sekolah, akan ada banyak pertimbangan yang perlu dipikirkan. Soal menyerahkan pengasuhan anak pada orang lain saja sudah cukup menimbulkan dilema. Banyak ibu yang tidak bisa begitu saja dengan mudah memercayakan buah hatinya kepada orang lain. Belum lagi tentang persepsi seorang istri yang memiliki kesibukan di luar rumah. Hingga saat ini peran istri dan ibu masih dinilai lebih baik jika tidak dicampurkan dengan kesibukan luar rumah. Inilah polemik yang harus dihadapi. Memenangkan kebutuhan keluarga atau mengejar cita-cita?
Di lain sisi, selalu ada hasrat untuk menempa diri dan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Berkutat kembali dengan dunia akademik bisa jadi adalah cita-citamu setelah berstatus sebagai seorang istri. Rasa ingin tahu yang tinggi dan kesadaran akan betapa pentingnya pendidikan adalah latar yang membuatmu rindu bangku sekolahan. Untuk urusan pendidikan anak, kualitas kecerdasan intelektual seorang ibu banyak dibutuhkan. Belum lagi urusan berdiskusi dengan suami untuk membicarakan permasalahan keluarga tak ayal merindukan perempuan yang punya kemampuan berpikir handal.
Akan tetapi jalan untuk meraih kesempatan belajar tidaklah selalu mulus. Ada tanggung jawab yang menanti untuk dituntaskan. Ya, sulit rasanya memang jika dihadapkan dengan pilihan mengurus keluarga atau mengejar cita-cita. Keinginan untuk bisa kembali belajar terkadang datang dan tidak tertahan. Tapi di sisi lain menunaikan tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu yang juga berkutat dengan urusan pendidikan disadari bukan hal yang mudah.
Pada akhirnya keinginan ini membawamu di ambang pintu keraguan-raguan. Tenang saja, perasaan tersebut tidak hanya kamu hadapi seorang diri. Ada beribu perempuan di luar sana yang sedang dihadapkan dengan masalah serupa. Mereka jelas mencintai keluarganya tapi bayangan untuk menjadi perempuan yang lebih baik lagi secara intelektual adalah mimpi yang menghantui hampir setiap hari.
Sesungguhnya memutuskan melanjutkan pendidikan bukanlah hal yang perlu ditakutkan. Banyak perempuan di luar sana yang bisa menjadi seorang istri, ibu, dan juga pembelajar dengan sama baiknya
Suatu saat nanti kamu bisa jadi akan dihadapkan dengan masalah memilih keluarga atau pendidikan. Rasa ragu ingin memilih yang mana tentu menyerangmu. Rasa dilematis adalah hal lumrah yang sudah pasti kamu rasakan. Ini adalah perasaan normal yang tidak perlu kamu khawatirkan. Karena bagi seorang perempuan berhasil mengurus keluarga sembari menjalani proses pendidikan adalah cita-cita terbesar.
Ada banyak contoh seorang perempuan yang tidak hanya disibukkan dengan urusan rumah tangga tapi juga berhasil mengejar pendidikan. Dengan ketangguhannya mereka sanggup membagi waktu dan tenaga untuk memberikan perhatian kepada keduanya. Tanpa perlu mengorbankan kepentingan keluarga, mereka tetap bisa mengukir prestasi. Tanpa perlu meredam mimpi nyatanya kebutuhan keluarga tetap bisa terpenuhi.
Itu semua berpulang pada konsistensi dan tanggung jawabmu dalam menjalankan peran. Kalau memang kamu memiliki keinginan, apapun rintangannya pasti bisa ditaklukan. Kamu bisa membagi waktu dan bekerja sama dengan suami untuk urusan ini, misalnya saja dengan berbagi peran. Saat kamu sedang sibuk belajar mintalah bantuannya menjaga anak. Ketika tugasmu sudah dipenuhi segeralah kembali menjalankan peranmu sebagai seorang ibu.
Pendidikanmu nantinya bisa menjadi bekal kehidupan. Saat mendidik anak atau dihadapkan permasalahan, ilmu adalah modal untuk melawan tantangan hidup yang semakin kejam
Jangan pernah berpikir bahwa pendidikan hanya pantas dinikmati oleh mereka yang belum menikah saja. Kalau memang dirasa perlu dan punya kesempatan, ibu rumah tangga pun berhak untuk belajar. Merasa sia-sia belajar setelah menikah adalah sesuatu kekeliruan. Dengan semakin tajamnya ‘pisau’ intelektualmu, ada banyak permasalahan hidup yang bisa dihadapi dengan lebih baik lagi.
Sebagai seorang istri dan ibu kamu adalah pondasi keluarga yang harusnya punya modal ilmu mapan. Suami akan memercayakan pendidikan anaknya di bahu seorang ibu. Untuk itu pemikiran yang cerdas tentu sangat diperlukan. Mulai dari mencerdaskan secara intelektual, emosional, dan spiritual semua membutuhkan peran ibu yang pintar. Di sisi lain, sebagai seorang istri perempuan suami butuh partnerberjuang yang bisa diandalkan. Ilmu yang kamu punya akan sangat berguna.
Keuntungan lainnya melanjutkan pendidikan setelah menikah adalah ilmu atau gelar yang didapat bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas ekonomi keluarga. Tidak perlu selalu berpikir bekerja di kantor, dengan pendidikan kamu bisa mengambil ilmu tentang mendirikan usaha dari rumah. Misalnya buat ibu-ibu yang bercita-cita punya restoran, kenapa tidak mengambil kuliah jurusan manajemen? Ilmu yang kamu dapatkan dari sana pasti akan akan sangat terpakai untuk mengelola restoran tersebut nanti.
Mulai sekarang, jika memang kamu memiliki keinginan yang sama jangan ragu untuk segera mewujudkannya. Ada banyak cara agar cita-citamu tidak perlu berbenturan dengan kepentingan keluarga
“Selama ada kemauan, pasti ada jalan!“
Terasa klasik, memang. Tapi pada kenyataannya, setiap usaha pasti akan membuahkan hasil. Begitu pun dengan keinginanmu sebagai seorang ibu rumah tangga yang tetap ingin melanjutkan pendidikan, asalkan punya tekad yang kuat kedua hal bisa berjalan saling berdampingan. Peranmu sebagai seorang istri dan ibu tidak akan terbengkalai selama punya manajemen waktu yang jitu.
Selain itu penting pula kamu untuk meyakinkan diri bisa menjalani keduanya. Menjalani peran sebagai pembelajar dan ibu rumah tangga memang tidak mudah, namun bukan berarti hal tersebut tidak bisa dilakukan. Selama kamu mau pasti ada jalan. Percayalah pada kemampuan dirimu sendiri untuk menjalani keduanya.
Pilihanmu untuk melanjutkan pendidikan setelah menikah adalah keinginan baik yang seharusnya bisa terwujud. Dengan semangat dan tekad, kesulitan membagi waktu pasti bisa terlewati. Pendidikanmu pun akan sangat berguna bagi kepentingan keluarga nantinya.
0 komentar:
Posting Komentar