Artikel ini dipersembahkan oleh AQUA. Air minum dalam kemasan nomor 1 di Indonesia yang siap menjaga tubuhmu tetap segar di bulan puasa.
Ramadhan yang sedang dijalani sebenarnya tak jauh beda dari hubungan cinta. Ia harus dipersiapkan dan dijalani sebaik-baiknya, demi hasil akhir yang membuat hati hangat dan bangga. Namun lagi-lagi sama seperti hubungan cinta, tak semudah itu mengukur Ramadhan yang berhasil dijalani dengan sempurna.
Setelah hampir sebulan puasa, kadang kita baru sadar bahwa Ramadhan kali ini masih banyak kurangnya…
Tapi bukan berarti tidak ada cara untuk mengukur berartinya Ramadhan yang kamu jalani. Beberapa pertanyaan sederhana yang sudah Hipwee dan AQUA kumpulkan ini bisa jadi penanda bahwa Ramadhanmu kali ini benar-benar berarti…
1. “Udah ngapain aja sampai hari ini?”, sebagai pengingat bahwa kesempatan Ramadhan tak mesti bisa datang dua kali
Waktu ada temanmu yang menanyakan apa saja yang sudah dilalui setelah beberapa hari menjalani ibadah puasa, maka berbahagialah. Itu tandanya ada dia yang benar-benar peduli pada apa yang sudah dijalani. Ada dia yang benar-benar menghargai bahwa Ramadhan kali ini harus digunakan sebaik mungkin, sebab bisa saja tak datang dua kali.
Punya teman yang bisa mendampingi dalam kebaikan macam ini, bukankah harus amat disyukuri?
2. “Buka bersamanya di tempat yang ada ruang buat sholat ‘kan? Atau malah habis Tarawih aja?”
Keriangan buka bersama harus diakui sering mengalihkan kekhusyukan ibadah Ramadhan. Kita sering sibuk mencari tempat paling oke untuk buka bersama, datang beberapa jam sebelum buka agar bisa menemukan tempat duduk di sana, makan dan minum segera — kemudian lupa kalau belum sholat Maghrib.
Kalau sudah begini, jangankan sholat Tarawih. Ibadah wajib pun sering lewat begitu saja…
Maka bersyukurlah saat ada pertanyaan macam ini menghampiri. Sekilas rewel sih kedengarannya. Tapi sebenarnya pertanyaan ini justru mendorongmu untuk beribadah dengan lebih baik lagi.
3. Ketika hasrat berbuka tiba, pertanyaan tulus macam ini layak dihargai niatnya: “Belanja ta’jil buat bukanya kebanyakan gak tuh? Berlebihan gak?”
Gabungan dari lapar mata, lapar perut, dan kalap saat belanja sering berujung pada pembelian ta’jil yang berlebihan jumlahnya. Cuma buat buka sendiri, eeeh belinya udah kayak buat buka 4 orang!
Saat inilah kita sebenarnya butuh seseorang yang bisa jadi voice of reason untuk mengingat kembali apa nilai paling dasar dari puasa. Bukankah puasa adalah soal menahan diri dari berbagai macam gangguan yang sering bergejolak dalam diri?
Kalau beli ta’jil aja kalap — bagaimana bisa kita mengkategorikan ibadah kali ini sebagai lengkap? Lagipula kalap makan saat buka justru akan membuat perut makin tidak nyaman terasa. Yang ada justru cuma kembung dan rasa begah yang tersisa.
4. “Kamu yakin mau minum manis terus? Gak mau minum air putihaja?”
Dengan alasan ingin punya kekuatan lebih saat puasa, kita sering memilih minum minuman manis yang dipercaya bisa meningkatkan tenaga. Minum air putih tak jarang justru jadi pilihan nomor dua, sebab rasanya tak ada tenaga tambahan yang didapat dari banyak menenggaknya.
Padahal minum air putih justru sangat berguna untuk ketahananmu selama puasa. Alasannya sederhana: sepanjang berpuasa tubuhmu akan terus mengeluarkan cairan. Hanya air yang bisa mengembalikannya, bukan minuman manis yang lebih enak di lidah itu. Dengan memastikan diri minum 8 gelas air per hari sepanjang puasa, tubuhmu dipastikan akan tercukupi kebutuhan cairannya dengan sempurna.
Mendapatkan pertanyaan ini menandakan kamu punya seseorang yang sungguh peduli. Hingga mereka bertanya sampai perihal sedetail ini…
5. Pertanyaan sederhana macam, “Iiih kok bibirmu pecah-pecah? Udah minum berapa gelas hari ini? Udah 8 gelas?” menunjukkan perhatian yang layak disyukuri
Ramadhan bukan cuma tentang diri sendiri. Ini juga perkara membagi momen terbaik dengan orang-orang yang disayangi. Salah satunya tentu dengan menunjukkan perhatian lewat hal-hal penting yang dialami sehari-hari.
Teman atau keluarga yang menyadari bahwa kamu kekurangan cairan karena kurang minum air putih bisa jadi salah satu contoh mudahnya. Setiap pertanyaan sederhana kenapa bibir pecah-pecah menghampiri jangan menanggapinya langsung dengan sensi. Justru perhatian sederhana macam ini amat layak disyukuri.
6. “Yakin mau tidur aja seharian? Gak sayang waktunya kalau gak digunakan buat sesuatu yang bermanfaat?” — layak mengembangkan senyum di muka
Tidur seharian sepanjang waktu puasa memang menggiurkan. Tapi yakinkah kamu jika kegiatan ini membawa banyak kemanfaatan? Jangan-jangan kegiatan yang satu ini justru membuat kita gagal memanfaatkan waktu Ramadhan yang sesungguhnya sangat bisa membawa banyak keuntungan.
Saat Ramadhan nanti, pertanyaan satu ini justru layak diharapkan menghampiri. Karena apalagi jika bukan sebagai alat menyambuk diri sendiri — bahwa lebih banyak kebaikan yang harusnya bisa dilakukan di bulan ini.
7. Apa yang lebih manis dari sapaan, “Hayooo…buka HP aja seharian. Kapan Buka Al-Quran?” di bulan Ramadhan?
Intensitas buka HP bisa 10 menit 3 kali. Sementara buat baca buku agama atau bahkan Al-Quran sekali sehari aja sudah syukur. Jika ini yang sering dialami, pertanyaan pengingat dari kawan atau orang terdekat justru layak diharapkan hadir. Kalau gak disindir macam ini belum tentu hal-hal baik bisa konsisten dilakoni.
Pertanyaan-pertanyaan sederhana ini ternyata menyimpan banyak makna. Kalau kelak kamu banyak menemuinya saat bulan Ramadhan tiba, kamu layak berbahagia.
Sebab dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul ini alhasil Ramadhanmu akan jauh lebih bermakna…
0 komentar:
Posting Komentar