Aku percaya tiap manusia pasti memiliki jodoh yang memang sudah digariskan. Walau memang untuk bertemu dengan dia yang sanggup menggenapkan, kita harus terlebih dulu menempuh perjalanan panjang. Barisan orang yang tak tepat pun pernah kita temui demi mendapatkan setangkup pembelajaran. Puluhan rasa sakit dan gurat luka juga pernah menempa demi membuat kita memiliki mental layaknya baja.
Dan kini, setelah berpindah dari tempat yang kesekian dan mengarungi perjalanan yang melelahkan, sosokmu merupakan rumah paling nyaman untukku menaruh lelah sembari menitipkan hati.
Sebelumnya tak pernah kuduga perjalanan cinta denganmu akan terasa begitu menentramkan. Keraguanku pun menghilang ketika menyadari sosokmu yang selalu bisa diajak berbagi beban.
Dulu, aku tak pernah menyangka bahwa jalinan yang dirajut bersamamu akan bertahan sekian lama. Aku pun tak mengira bahwa kau merupakan orang yang tepat untuk menitipkan hati. Kusangka kau hanyalah kisah cinta yang akan kujalani tak lebih dari satu musim saja. Hati yang kugunakan pun hanya separuh besarnya. Bukan karena aku tak betul-betul cinta, namun aku hanya memberi ruang pada rasa waspada.
Aku tak ingin terlalu kesakitan bila memang ternyata kau sosok yang serupa dengan manusia yang dulu pernah menggurat luka. Namun timbunan keraguanku padamu pun tak kunjung terjawab setelahnya. Hingga sekian lamanya kita bersama, aku justru makin meyakini bahwa sosokmu merupakan tempat tepat untuk menitipkan hati.
Aku malu mengakuinya, namun faktanya secara perlahan aku mampu mencintaimu dengan hati yang utuh sempurna. Kau dan aku sungguh saling bisa mengisi hari. Kita bahkan dapat memahami kemauan tanpa banyak kata. Sepertinya memang raga dan hati kita dipahat dengan magnet dari kubu yang tak sama.
Kepadamu tak hanya kutitipkan kisah suka serta duka, namun juga mimpi dan rahasia. Kau memang bingkisan indah dari Tuhan, dalam dirimu kutemukan pribadi yang sanggup menggenapkan.
Entah kenapa Tuhan begitu baik padaku, memberikan bingkisan hadiah yang begitu istimewa. Mungkin ini adalah jawaban atas segala doa yang kukirimkan. Doa sederhana dimana aku menyelipkan harapan supaya kelak nantinya aku dipertemukan dengan sosok yang memang sanggup menggenapkan. Sungguh, tak kuduga bahwa jawaban dari Pemilik Semesta akan sedemikian indahnya.
Kau membuatku tak perlu khawatir lagi pada kekuranganku selama ini. Ada dirimu yang mampu menambal segala lubang yang kuciptakan. Demikian pula, aku bisa menggunakan dayaku untuk menambal kekuranganmu. Kau adalah paket lengkap yang kubutuhkan. Sosok kakak yang melindungi, sahabat yang mengayomi, serta pasangan yang setia mencintai terangkum di dalammu. Nampaknya kita memang diciptakan untuk saling mengisi.
Rongga di sela jemariku pun dicipta begitu rupa supaya sempurna menampung jari-jari milikmu. Kaulah pribadi yang memang kepadaku sudah digariskan.
Kita memang punya perbedaan di sana-sini, bahkan ragam pertengkaran pun sering kita alami. Namun kusadari itu adalah usaha kita demi bisa saling mengisi.
Walau hubungan kita sempurna namun tentu saja pertengkaran tak luput kita alami. Perbedaan pendapat pun turut kita lumat bersama. Aku bertahan dengan egoku sementara kamu memilih berkeras dengan pendapat sendiri. Membuat kita sering bertengkar yang melibatkan kata pedas dan telinga yang memerah.
Perbedaan kebiasaan yang dipunya kerap pula membuat aku dan kamu harus menabung banyak sabar demi bisa bersama. Aku belajar memahami dirimu beserta dengan segala kekuranganmu, begitu pula sosokmu yang belajar menerima apa adanya diriku. Kupikir perdebatan adalah hal yang wajar adanya. Aku menyadari benar bahwa pertengkaran juga merupakan salah satu senyawa yang membuat hubungan kita kian berwarna.
Karena tiap usai pertengkaran, jalinan kita akan kian lekat. Selalu ada dekap untuk tubuhku dan kecup untuk keningmu.
Asa yang kusisipkan dalam doa hanya satu, semoga kita bisa terus bersatu hingga kelak maut yang memisahkan aku darimu.
Tuhan sangat dermawan karena memberikan manusia istimewanya untukku. Kuharap aku tak lantas menjadi hamba yang tak tahu diri ketika memanjatkan doa baru setelahnya. Tidak, aku tak akan lagi meminta hal-hal yang istimewa dan sulit untuk dikabulkan. Hanya satu saja permohonan sederhana yang terselip rapi di jalinan kata yang kuhaturkan kepada Pemilik Semesta.
Semoga kita bisa selalu saling mengisi hingga masa kita di dunia disudahi.
0 komentar:
Posting Komentar