Kuliah itu mahal. Karena itu, memang baik jika kamu tak terlalu lama menyandang status mahasiswa. Kalau bisa lulus cepat, bukan main bangganya. Apalagi dengan tambahan selempang cum laude melingkar di bahu saat wisuda.
Tapi lulus cepat saja nggak bisa jadi modal tunggal untuk menggenggam kesuksesan. Kenyataannya tidak semudah itu. Kamu justru mesti punya skill yang lain lagi untuk jadi sukses di dunia kerja yang semakin kompetitif ini.
Kenapa sih asal lulus cepat saja sangat tidak disarankan? Simak penjabaran Hipwee di bawah ini, yuk!
1. Lulus cepat tak bisa jadi satu-satunya prestasi. Di antara ribuan sarjana yang dicetak Indonesia tiap hari, tentu bukan kamu saja yang punya prestasi ini
Kamu tidak lagi sendiri, ribuan sarjana cum laude dengan masa studi yang cepatnya enggak ketulungan sudah banyak bertebaran di Indonesia. Kini, lulus cepat tidak lagi spesial. Beberapa kampus malah mempermudah kelulusan supaya mahasiswa segera masuk ke dunia kerja. Artinya, sainganmu untuk masuk ke dunia kerja makin banyak. Jadi jangan buru-buru berpikiran kamu adalah sarjana spesial ketika lulus cepat dengan predikat cum laude.
Ada baiknya kalau kamu juga menyelipkan beberapa portofolio yang menunjukkan prestasimu di luar gelar sarjana dan IPK sempurna. Dunia kerja zaman sekarang makin kompetitif. Untuk masuk ke dalamnya, dibutuhkan bekal yang tidak sedikit. Jangan sampai kalah kompetisi hanya karena kamu tidak menabung prestasi.
2. Sukses di dunia kerja adalah tentang bertemu kesempatan yang paling tepat, bukan sekadar lulus cepat. Banyak kesempatan justru akan datang lewat jaringan, bukan transkrip nilai atau selempang
Memang benar bahwa kamu akan tetap mendapatkan pekerjaan yang baik dengan prestasi lulus cepat. Namun, tidakkah kamu bayangkan bahwa mahasiswa lain juga berpikiran demikian? Berpikirlah without the box, jangan hanya out of the box. Kesempatan untuk masuk ke dunia kerja tidak begitu saja terbuka begitu kamu lulus.
Setelah sarjana, kamu memang masih harus menunggu untuk mendapatkan pekerjaan yang diimpikan. Namun ketika kamu memiliki jaringan yang baik — yang selama ini sudah kamu bina lewat aktivitas luar kelas yang macam-macam bentuknya– dengan sendirinya kesempatan akan datang. Entah dari teman sekelas, mantan manager band, atau media yang pernah meliputmu karena prestasimu yang luar biasa hebat di usia muda. Ini tak akan datang ketika kamu hanya lulus cepat saja, ‘kan?
3. Prestasi di sini tidak harus tentang pergi ke luar negeri. Kuliah sembari bekerja atau berorganisasi juga layak disebut prestasi
Prestasi untuk membawamu berada di ruang dan waktu yang tepat tidaklah harus prestasi yang setinggi angkasa raya. Lakukanlah apa yang kamu suka. Ikut organisasi atau bekerja adalah prestasi tersendiri bagi dirimu. Tentunya, apa yang kamu ambil di sini akan berguna di dunia kerja. Kamu akan lebih sigap membagi waktu, lebih supel, lebih mampu beradaptasi — jika kamu hanya lulus cepat, belum tentu kamu juga punya skill-skill ini.
4. Status lulus cepat saja tidak bisa mencerminkan kualitas. Pengalaman nyata adalah bukti prestasi yang lebih pantas.
Hitam di atas putih sangat terbatas untuk mendefinisikan kualitas dirimu. Buktikan bahwa kamu lebih dari apa yang tertulis. Cerminan kualitas diri yang murni akan terlihat dari pengalaman-pengalaman yang pernah kamu jalani. Jika kamu tidak memiliki prestasi lain, maka dirimu hanya akan dibaca melalui status lulus cepat dan daftar nilaimu. Jelas, dokumen itu tidak akan mampu menceritakan dirimu yang sebenarnya. Oleh karena itu, perbanyak prestasi sebagai sebuah pengalaman yang bernilai besar agar kamu dapat bercerita dan menjelaskan dirimu secara utuh sehingga kamu akan memenangkan berbagai berkompetisi.
5. Fokus untuk lulus cepat malah bisa membuatmu mengorbankan hal lain yang lebih penting. Kamu sibuk ingin jadi yang tercepat, bukan yang terbaik.
Impian lulus cepat semenjak semester awal hanya akan membuatmu berlari seperti mengenakan kacamata kuda. Pribadimu hanya akan sibuk untuk lulus secepat-cepatnya tanpa memikirkan akan menjadi apa setelah wisuda nanti. Fokus yang kamu jalani hanya soal mengejar predikat, bukan yang terbaik. Lulus cepat bukanlah sebuah masalah, jika kamu masih tetap terbuka terhadap segala peluang yang menghampiri untuk menjajal pengalaman lain demi sebuah prestasi.
Dunia sudah berputar terlalu cepat, jika kamu ikut berputar, maka kamu akan tergilas. Berjuanglah menjadi yang terbaik, bukan yang tercepat. Dan menjadi yang terbaik adalah soal mengetahui, mengalami, dan meresapi lebih dari apa yang kamu pikirkan.
6. Tak ada salahnya kok menunda kelulusan barang 1 semester saja. Dengan ini, kamu bisa melihat banyak peluang dengan lebih dewasa
Lulus cepat itu tak selalu baik untuk semua orang. Bukan berarti menyuruhmu jadi mahasiswa abadi, hanya memintamu untuk jeli. Apakah dengan menjadi sarjana dalam waktu 3,5 tahun saja, kamu sudah bisa mendapatkan pekerjaan yang kamu ingini? Ataukah kamu bisa memanfaatkan status mahasiswamu untuk menempa diri, barang satu semester lagi? Siapa tahu juga — justru dengan kuliah 4 atau 4,5 tahun dan bukan 3,5 tahun kamu bisa menjadi sarjana yang lebih matang. Dewasa membaca peluang yang ada, dan tentu saja lebih atraktif di dunia kerja.
7. Kesuksesan bukan soal cepat atau lambat. Melainkan ketekunan dan keterbukaan dalam mengolah bakat.
Kita tidak lagi dapat berpegang pada pepatah lawas yang berkata bahwa waktu akan menjawab semuanya. Apakah kamu sudah siap dengan berbagai jawaban? Yang bisa dilakukan sekarang adalah menyusun jawaban yang kita inginkan. Prestasi dalam hidup yang paling membanggakan adalah ketika kamu dapat menghidupi bakatmu. Maka dari itu, sadarilah dari sekarang apa yang menjadi bakatmu demi jawaban yang paling memuaskan. Tekunilah dengan keterbukaan tingkat tinggi, sehingga kamu dapat menjadi pribadi yang utuh, tidak hanya fokus pada satu hal, melainkan sangat fleksibel di segala keadaan. Kesuksesan adalah soal bagaimana kamu seutuhnya paham pada momentum, bukan hanya kecepatan.
Lulus cepat tidak akan pernah bisa menjawab segala pertanyaan akan kesuksesan. Prestasi yang satu ini hanya akan mengurangi satu hambatan yang akan ditemui di masa depan. Satu hal yang menjadi penting dalam proses menjalani kuliah adalah menjadi pribadi yang tidak pernah puas. Ketika nilai ujian terbaik selalu kau genggam, itu berati saat yang tepat untuk menjajal kesulitan lain demi meraih prestasi yang dapat mencetak kebanggaan abadi.
0 komentar:
Posting Komentar